Kakanwil : Sikap Dewasa, Hidup Bersama Dalam Bangsa Yang Banyak Perbedaan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Pekalongan – FKUB Kabupaten Pekalongan berkesempatan sebagai Tuan Rumah dalam pelaksanaan Sarasehan Pemberdayaan Potensi Daerah dan Percepatan Moderasi Beragama untuk Indonesia Tangguh &Tumbuh, Rabu (27/10/2021). Bertempat di Aula Kalipaingan Linggoasri Kajen kabupaten Pekalongan.

Sarasehan se Eks Karesidenan Pekalongan ini merupakan perhelatan ke-5 yang diadakan di Jawa Tengah, setelah sebelumnya di Kudus, Rembang. Salatiga dan Sukoharjo.

Kegiatan dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, S.H.,M.H; Ketua FKUB Jawa Tengah, Drs.H. Taslim Syahlan, M.Si; Ketua Kesbangpol Jawa Tengah, Haerudin, S.H.,M.H; Kakankemenag Kabupaten Pekalongan, H.Kasiman mahmud Desky, M.Ag dan Ketua FKUB se-Eks Karisidenan Pekalongan.

Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad berkesempatan memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara tersebut.

Dalam sambutannya H. Musta’in Ahmad menyampaikan bahwa moment ini sebagai sarana merajut kerukunan antara Kemenag, Kesbangpol dan FKUB. Penting untuk disyukuri nikmat Allah atas karunia alam Kalipaingan Kajen kabupaten Pekalongan ini.

“Tari gambyong ungkapan selamat datang sebagai wujud kearifan lokal ini merupakan salah satu standar tolak ukur moderasi beragama.” tutur Kakanwil.

Kakanwil juga menyinggungkan terkait Sasanti yang tersemat pada Lambang Negara Indonesia pada dasarnya berasal dari jaman kerajaan Majapahit yang lengkapnya berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan hana Dharma Mangrwa yang merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular. Sasanti yang mengajarkan toleransi antar umat beragama (yang pada waktu itu antara umat Hindu dan Budha), meskipun berbeda namun tetap satu jua adanya.Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beragam budaya, bahasa, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan itu.

“Kerukunan menjadi watak dalam berbudi pekerti luhur. FKUB sebagai tiang kerukunan harus kita jaga bersama, yang ujungnya Kerukunan Umat  Beragama, dengan amunisi Moderasi Beragama. Dengan adanya pertemuan ini harapannya FKUB-FKUB di Jawa Tengah menjadi berhasil.”paparnya.

“Ukuran kedewasaan masyarakat adalah masyarakat yang sanggup hidup bersama dengan elemen-elemen masyarakat yang tidak sama. Sikap dewasa dalam kehidupan berbangsa yaitu saat kita mampu hidup bersama dalam satu bangsa yang banyak perbedaan suku, ras dan budaya.”lanjutnya.

Disampaikan pula oleh Kakanwil bahwa moderasi beragama dapat terlihat melalui 4 indikator diantaranya komitmen kebangsaan yang kuat, sikap toleran terhadap sesama, memiliki prinsip menolak tindakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal serta menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat beragama.

Dan dalam akhir sambutannya Kakanwil juga menyampaikan terkait tujuh program prioritas Kementerian Agama.

“Ada Tujuh Program Prioritas Kementerian Agama pada tahun ini yaitu: Penguatan Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Revitalisasi KUA, Cyber Islamic University (Perguruan Tinggi Keagamaan), Kemandirian Pesantren, Religiosity Index dan Pencanangan Tahun Toleransi 2022”

Ketua FKUB Jateng, Drs.H. Taslim Syahlan, M.Si dalam sambutannya menyampaikan FKUB sebagai Forum yang otoritatif untuk mengupayakan kehidupan keagamaan yang lebih baik.  Sesungguhnya harus terus melakukan perbaikan, baik soal pengetahuan maupun proses-proses advokasi.  Meskipun, dari sisi kelembagaan, FKUB masih menyisakan beberapa masalah internal yang bisa menjadi bahan koreksi.

Sementara itu Ketua FKUB Kabupaten Pekalongan Drs.H.Mukhozin,M.Ag menyambut kehadiran peserta se eks karisidenan Pekalongan ke Kabupaten Pekalongan.(Ant/bd).