081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

MTsN 2 Wonosobo Persiapkan ANBK Menuju Madrasah Berkualitas

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Dalam rangka menuju madrasah berkualitas MTsN 2 Wonosobo mengadakan uji coba dan pengenalan ANBK bagi guru, dengan dipandu langsung oleh proktor ANBK, Slamet Ismanto, dan teknisi Ahmad Yahya.

Kegiatan ini digelar selama dua hari yakni hari Jumat – Sabtu, 24-25 September 2021, dan diikuti oleh diikuti oleh Empat Puluh Tujuh guru. Selama kegiatan berlangsung, protokol  kesehatan diterpapkan guna mencegah terjadinya penularan virus corona. Keseluruhan guru juga sudah mendapat vaksinasi hingga dosis dua.

Menurut Kepala MTsN 2 Wonosobo, Yatiman, diadakannya uji coba dan pengenalan ANBK bagi guru dengan tujuan mendorong perbaikan mutu pembelajaran dengan harapan akan meningkatnya hasil belajar siswa,

“kompetensi minimum adalah kompetensi yang sangat dibutuhkan siswa untuk bisa belajar, apapun materinya dan apapun mata pelajarannya. Dengan begitu, diharapkan semua guru tahu kemana siswa akan dibawa dan bagaimana pola mengajar siswa,” katanya.

Ditempat yang berbeda, Samsu Sugito, bagian kurikulum mengatakan ANBK menguji kemampuan literasi atau baca tulis, numerasi dan survei karakter serta survei lingkungan belajar,

“penekanan pada literasi dan numerasi bukan tentang mata pelajaran bahasa atau matematika, melainkan kemampuan siswa agar dapat menggunakan konsep literasi ini untuk menganalisis semua materi dari semua mata pelajaran,”jelasnya.

Ia menambahkan, keberhasilan pelaksanaan ANBK adalah tanggung jawab semua guru, bukan hanya guru bahasa dan matematika saja, “dari ANBK diharapkan dapat memperbaiki budaya belajar, tidak ada dikhotomi antara mata pelajaran UN dan non UN,”tandasnya.

Sementara itu, Kakankemenag Kab. Wonosobo, Ahmad Farid, saat dimintai pendapatnya terkait pembinaan guru untuk memahami ANBK menyampaikan, pengenalan ANBK bagi guru sangat penting untuk merubah mindset guru yang masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan paradigma lama,

“Madrasah harus memiliki daya saing. Maka dari itu proses pembelajaran bahkan referensi serta metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar harus selalu diupgrade. Disesuaikan dengan kemajuan teknologi, informasi dan digitalisasi,” katanya. SLM-WS