Pendidikan Keagamaan Seimbangkan Ilmu dan Akhlaq

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran – Dalam rangka meningkatkan kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) jenjang Sekolah Dasar, Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Bawen dan Banyubiru menggelar Workshop Penulisan Soal Berorientasi AKM di Aula Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Banyubiru, Selasa-Kamis (21-24/9).

Dalam sambutan pembinaannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Nurudin menyinggung beberapa hal terkait penghapusan Ujian Nasional (UN) yang diganti dengan Asesmen Kompetensi. Menurutnya, kebijakan penggantian UN menjadi Asesmen Kompetensi harusnya kita tanggapi dengan wajar dan bijaksana. Sebab seiring kemajuan zaman yang sebegitu canggihnya juga peradaban masyarakat yang semakin pesat, tentu akan merubah tatanan sosial dan tatanan kehidupan termasuk pola pendidikan itu sendiri.

“Sebagaimana kita tahu bahwa Merdeka Belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia, yang salah satu langkah konkritnya adalah dengan menghapus Ujian Nasional (UN) diganti dengan Asesmen Kompetensi. Dengan perubahan ini, harusnya semua guru bisa saling bersinergi, saling membantu sama lain untuk mensukseskan pembelajaran masing-masing mata pelajaran,” kata Nurudin.

Perlu diketahui bahwa Asesmen Nasional sendiri terdiri dari tiga bagian utama yakni Assesmen Kompetensi Minimun (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Asesmen Kompetensi Minimun merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan bagi seorang murid agar mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Beberapa indikator kompetensi mendasar yang diukur dalam AKM antara lain literasi, numerasi dan karakteristik, yang ketiganya mencakup keterampilan berfikir logis-sistematik, keterampilan bernalar dengan menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari serta keterampilan memilah dan mengolah informasi. Adapun karakter sendiri membentuk kepemilikan sifat yang khas yang akan memberikan pengaruh terhadap seluruh pikiran, perilaku, budi pekerti hingga  tabiat yang dimiliki oleh anak didik.

“Intinya, kebijakan ini harus kita dukung sepenuh hati dengan cara dan langkah-lagkah yang konkrit termasuk seperti kegiatan yang panjenengan ikuti ini. Maka mari kita sukseskan pembelajaran keagamaan di sekolah dengan sebaik-baiknya agar anak didik kita mempunyai ilmu dan akhlaq yang seimbang,” imbuhnya.

Di akhir sambutan, tak lupa Nurudin berpesan bahwa PTM terbatas yang mulai dilaksanakan di beberapa sekolah dan madrasah harus selalu mengedepankan protokol kesehatan secara ketat agar tidak menimbulkan klaster baru covid-19 di lingkungan pendidikan.

“Tetap kita patuhi protokol kesehatan 5M 1D agar tidak ada lagi lonjakan kasus covid-19 seperti beberapa bulan sebelumnya,” pungkasnya. (shl/Sua)