Ahmad Saifullah : Penyusunan SKP itu Mudah dan Merupakan Suatu Kebutuhan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta- Drs. Ahmad Saifullah, M.Ag., Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Jateng  menjadi narasumber dalam Pembinaan dan Bimbingan Teknis Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahun 2022 di MTsN Surakarta 1. Kegiatan tersebut digelar pada Sabtu (08/01/2022) dari pukul 13.30-15.30 bertempat di ruang guru dan diikuti 56 ASN. Acara diawali dengan sambutan Kepala MTsN Surakarta 1 dan dibuka oleh Kasi Mapenda Kota Surakarta, Rifhamdani Agam K N, S.H.

“Saya sangat berharap bapak ibu guru ASN mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Kegiatan ini sangat penting karena selain ada pembinaan oleh beliau Bapak Kabid juga berisi bimbingan teknis dalam menyusun SKP,“ papar Kamad, Kirno Suwanto dalam sambutannya. “Setiap ASN wajib menyusun SKP berdasarkan rencana tahunan instansi yang memuat kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah, “ tambah Kirno.

            Materi yang disampaikan Ahmad Saifullah yaitu tentang gambaran penyusunan SKP terbaru yang terbagi menjadi 2 periode yaitu Januari-Juni dan Juli-Desember. Dalam hal capaian kegiatan tugas jabatan dan targetnya pada SKP periode Januari-Juni tidak dapat diukur dalam kurun waktu Januari-Juni, maka hal tersebut dituangkan kembali dalam periode Juli- Desember mengikuti ketentuan. Hanya saja, peraturan terbaru tersebut belum diberlakukan sehingga peserta bimtek masih dibimbing untuk melakukan praktik penyusunan SKP berdasarkan aturan lama, yakni SKP 1 tahunan. “Bapak Ibu harus bisa mengubah mindset bahwa menyusun SKP itu mudah. Selain mudah juga merupakan suatu kebutuhan. Melalui SKP, Bapak Ibu bisa memasang target dan mencanangkan kapan hendak naik pangkat. Jadi, segala sesuatunya terprogram, tidak dadakan, “ jelas Ahmad Saifullah.

            Selain menerima materi bimbingan teknis penyusunan SKP, peserta juga diberikan lembar kerja untuk praktik menghitung kebutuhan angka kredit sesuai dengan pangkat dan golongan masing-masing. Kebutuhan angka kredit 4 tahunan yang kemudian di breakdown menjadi SKP tahunan. Peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan mempresentasikan hasil kerjanya. Bahkan, peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari narasumber juga diberi rewards.             “Siapa yang bisa menyebutkan pangkat dan golongan guru serta jabatannya? Sebutkan secara urut dari golongan ruang IIIa sampai dengan IVe. Untuk bapak Ibu guru yang bisa menjawab akan saya berikan rewards,“ tanya Ahmad Saifullah di sela-sela pemberian materi. Kegiatan berjalan lancar dan peserta antusias mengikuti pembinaan. “Alhamdulillah, meskipun kegiatan dilaksanakan siang hari menjelang sore, Bapak Ibu guru tetap semangat. Karena kita juga praktik menghitung angka kredit, Bapak Ibu yang semula tidak bisa atau tidak paham menghitung angka kredit dan unsur asal perolehan angka kredit tersebut menjadi paham. Semoga kegiatan ini betul-betul bisa mengubah mindset kita bahwa menyusun SKP itu mudah,“ tutur Budi Santosa, Waka Humas. Kegiatan pembinaan ditutup dengan ramah-tamah dan foto bersama. (Diana/ Kristanti/bd)