Digitalisasi Naskah Kuno Karya Ulama Wonosobo

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Kepala Seksi PD Pontren Kankemenag Kab. Wonosobo, Fakih Khusni, mendampingi penulis muda asal Kab. Wonosobo, Muqorobin Thoha, jalin koordinasi dan silaturahmi dengan Kepala Arpusda Wonosobo, Mushofa, kaitannya dengan upaya melestarikan karya besar Ulama Wonosobo. Koordinasi berlangsung di ruang pertemuan Arpusda, Selasa, (11/01).

Dalam kesempatan tersebut, Fakih, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan tindaklanjut dari perbincangan via telefon beberapa waktu yang lalu, “awal tahun baru kemarin kami sempat berkoordinasi melalui via telfon dengan dinas Arpusda kaitannya dengan rencana digitalisasi naskah kitab kuno tinggalan KH Muhammad Fadhil Wadaslintang yang ditulis tangan dan telah berumur lebih dari seabad,” kata Fakih.

Hal lain, Fakih, pihaknya berencana menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Daerah Wonosobo dan Perpustakaan Nasional di Jakarta sebagai upaya untuk digitalisasi kitab karya Ulama, terutama kitab kuno yang telah berusia diatas satu abad tersebut, “ada asa dan semangat untuk melestarikan karya Ulama Wonosobo salah satunya yaitu dengan digitalisasi naskah kuno,” jelas Fakih.

Menambahkan apa yang disampaikan oleh Fakih, dengan lebih detail Muqorobin menjelaskan terkait dengan maksud digitalisasi naskah kuno. Ia menyebutkan, diantara kitab kuno tulisan tangan peninggalan Kyai R Muhammad Fadhil ada deretan kitab kuno lain yang hendak di digitalisasikan. “Selain kitab peninggalan kakek saya Kyai R Muhammad Fadhil dan KH Muhammad Mustajab adalah Salinan Kitab Minhajul Abidin, kitab Risalah Latifah fi bayani Bai’ati Dzikri wa Silsilah Salsilatil Qodiriyah wa Naqshobandiyah,” jelas Muqorobin.

Selain itu, (sambungnya), juga kitab Minhajul Atqiya fi Syarkhi Ma’rifati Hidayatil Adkiya ila Thoriqil Auliya karangan Syaikh Zainudin al Malibari jama’ahul ‘Abdu dalil Muhammad Sholeh bin Umar atau KH Sholeh Darat Semarang, kitab tinggalan kakek KH Ahmad Ghozali, urai Muqorobin, kitab Syarah Sulam Taufiq Syaikh Nawawi Al Bantani, kitab al Barjanji tahun 1888 dan Al Qur’an kuno tahun 1856 tinggalan Kyai R Muhammad Fadhil.

“Semua kitab kuno tersebut masih saya simpan dengan rapih untuk selanjutnya bisa dikaji,” tandasnya.

Menanggapi maksud dari koordinasi, Kepala Arpusda Wonosobo menyampaikan apresiasi pada Kasi PD Pontren dan penulis muda Moqorobin, atas inisiasi untuk melestarikan karya Ulama Wonosobo dengan digitalisasi naskah kuno kitab yang ditulis tangan oleh Ulama Wonosobo,

“Kami sambut baik dan kami akan bersinergi untuk bersama menjaga dan melestarikan karya besar Ulama Wonosobo, sungguh ini adalah amanah bersama untuk membuktikan kecintaan kita terhadap karya literasi para Ulama,” ujar Mushofa.

Diakhir pertemuan, ketiganya baik dari Kankemenag, Penulis maupun Dinas Arpusda menyatakan sepakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan karya besar ulama Wonosobo dengan format Digital. Dengan demikian diharapkan ihtiar tersebut menjadi penyemangat bagi generasi muda untuk meningkatkan karya literasi di Wonosobo.(fk-ws)