Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Materi Ragam Hias Tekstil

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Pekalongan –  Pada Jumat (28/1/2022), siswa kelas 7A terlihat sangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu disebabkan karena pada hari itu ada mata pelajaran Seni Budaya dimana mereka akan menunjukkan hasil karya yang telah dibuat secara berkelompok. Hasil karya berupa taplak meja yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sangat istimewa. Perpaduan warna dan pola yang dihasilkan murni hasil kreativitas dalam kelompok.

Salah satu siswa, Luluk Prayogi menuturkan bahwa kelompoknya yang terdiri dari 5 orang telah membuat sebuah taplak meja dengan teknik jumputan. Mereka sengaja menggunakan warna yang beraneka ragam agar terlihat cerah dan segar. Kepada tim redaksi, ia juga menjelaskan secara singkat proses pembuatannya.

“Alat dan bahan yang diperlukan antara lain kain katun putih ukuran 1 m2, pewarna nilon, garam, karet, botol bekas, dan air panas. Untuk cara pengerjaannya, pertama bentuk pola kain sesuai keinginan dengan karet. Kemudian siapkan air panas, lalu tambahkan dengan garam 1 sendok teh dan 1 sendok pewarna, masukkan ke dalam botol. Lalu, aplikasikan ke kain yang sudah dibentuk polanya.” terangnya.

Luluk dan kelompoknya mengaku sangat senang ternyata taplak meja yang dibuat dengan teknik jumputan itu hasilnya sangat bagus. Selain itu, ia juga lebih senang jika bisa mempraktikan sendiri teori yang didapat, karena bisa meningkatkan kreativitasnya serta bisa digunakan sebagai sarana melatih kerjasama dalam kelompok.

Sementara itu, guru pengampu mapel Seni Budaya kelas VII, Ririn Dwi Wahyuningsih, S.Pd saat ditemui oleh tim redaksi memberikan keterangan bahwa taplak meja yang dibuat oleh para siswa merupakan tugas praktik pada KD 3.3 materi Ragam Hias pada bahan tekstil. Metode penugasannya sendiri secara berkelompok dimana satu kelompok terdiri dari 5-6 anak.

Ririn menambahkan, sebelum melakukan praktik, ia terlebih dahulu mengajarkan tentang teknis pembuatan menggunakan metode jumputan. Sedangkan untuk pengembangan dan referensi karya, ia mempersilakan para siswa untuk mencari secara mandiri melalui berbagai sumber yang tersedia, misalnya dari Youtube.

“Tugas praktik ini saya berikan untuk semua siswa kelas 7. Tujuannya antara lain untuk mengembangkan kreativitas dan potensi peserta didik terutama dalam bidang seni. Dan, alhamdulillah, anak-anak mampu menuntaskannya dengan sangat baik. Ini menjadi bukti bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan secara berkelompok. Selain itu, tentu saja sebagai penilaian ketrampilan pada mapel Seni Budaya yang saya ampu ini.” tutur Ririn Dwi Wahyuningsih.(Why/Ant).

Menanggapi hasil harya siswa yang istimewa ini, kepala MTsN 2 Pekalongan, Imam Sayekti, S.Pd., M.Si., M.Pmat mengaku sangat bangga dan tak menyangka bahwa siswa kelas 7 yang baru beberapa bulan merasakan pertemuan tatap muka secara terbatas itu ternyata mampu menghadirkan karya yang begitu indah. “Hasil karya yang indah dan istimewa ini tentu harus menjadi motivasi bagi bangkitnya inovasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Belajar dengan melakukan pasti akan lebih bermakna bagi mereka. Maka saya menghimbau kepada semua pengampu mapel, hadirkanlah suasana pembelajaran yang menyenangkan, berikanlah tugas-tugas yang bisa meningkatkan kreativitas anak didik serta bisa menjadi sarana membentuk karakter positif dalam diri mereka.” harapnya. (Why/Ant/bd)