Jaring Aspirasi Umat Konghucu, Kanwil Kemenag Prov Jateng Ajak Dialog MAKIN  Tegal

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal.  Bertempat di Klenteng Ban Eng Bio Adiwerna Tegal, Kanwil  Kemenag Provinsi Jateng melaksanakan kegiatan  pembinaaan dan pengembangan lembaga   keagamaan dengan sasaran Majlis  Agama  Konghucu  Indonesia (MAKIN)  Adiwerna Kab Tegal pada tanggal 09/03/2022.  Hadir dalam acara tersebut tim pembina dari Kanwil Kemenag sebanyak enam orang dan dari MAKIN  Adiwerna Tegal sebanyak 5 orang, yakni  Sugeng   (ketua MAKIN) , Aceng Suherman  dan  Budiawan (penasehat,)   serta Wijnhan dan  Citra (seksi ibadah).

Acara pembinaan dikemas dalam bentuk  dialog dan dimoderatori langsung  oleh Analis Pembinaaan Umat Kemenag-Zaima  Chasanah. Dalam acara tersebut teridentifikasi sejumlah masalah yang dihadapi  oleh MAKIN Adiwerna, mulai dari krisis pemuda Konghucu, pandemi Covid yang meniadakan kebaktian sampai sensus penduduk yang belum muncul  Agama Konghucu. Muncul pula keluhan  Ketiadaan Guru/penyuluh  Konghucu yang dibiayai negara sehingga MAKIN harus menyiapkan honor guru tiap bulan.

Ketua MAKIN  Adiwerna- Sugeng-  dalam sambutannya menyampaikan terimakasih yang sebesar -besarnya  atas perhatian dan pembinaan serta pengayoman yang diberikan oleh pemerintah selama ini, khususnya Kementerian Agama.  Kehadiran  tim dari Kemenag ke MAKIN Tegal menurutnya menjadi bukti bahwa keberadaan pemeluk agama Konghucu diperhatikan diakui eksistensinya oleh pemerintah.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov Jateng sekaligus Ketua Tim – Wahid Arbani- menyampaikan bahwa Kanwil Kemenag akan terus melakukan  upaya dialog dalam rangka menjaring aspirasi, mengidentifikasi masalah serta menemukan alternatif solusinya. Dialog menjadi pilihan wahana dalam rangka menyusun program pembinaan dan pengembangan MAKIN kedepan.

“Jumlah pemeluk Konghucu di Tegal dalam data Dukcapil 2020  kurang lebih 197 orang.   Meski mengalami penurunan, namun ini masih cukup besar jika dibanding daerah lain. Di antara program awal kami adalah berdialog dengan MAKIN guna menjalin silaturokhim, menjaring  aspirasi, serta mengidentfikasi masalah sekaligus mencari  solusinya.” Jelasnya. (Najmudin/bd)