Penulisan dan Penerbitan 100 Buku Guru Madrasah Kabupaten Magelang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Mungkid – Menulis bagi guru madrasah menjadi sebuah kompetensi yang wajib dimiliki guru. Untuk mengembangkan hal tersebut Pemberdayaan Masyarakat Islam, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga menyelenggarakan Workshop Penulisan dan Penerbitan Buku Guru Madrasah di Kabupaten Magelang pada hari Rabu, (16/03/2022) bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang.

Hadir dalam agenda acara yang merupakan penggabungan dari Workshop Penulisan Karya Ilmiah Guru Madrasah dan Penerbitan Karya Ilmiah Guru Madrasah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang, H. Panut, Kasi Penmad Hedy Riyanto, Kepala Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga H. Juraidi, dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga Muh Irfan Helmy.

Acara dihadiri oleh 100 Guru Madrasah dari tingkat Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Ibtidaiyah. Diharapkan dalam Workshop tersebut akan menghasilkan karya dalam bentuk buku minimal satu buku dari setiap peserta.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang dalam sambutannya sekaligus membuka acara tersebut, memberikan motivasi kepada guru madrasah untuk terus mengembangkan potensinya menulis. “Menulis bukan hanya sebatas kebutuhan, tetapi harus menjadi sebuah kebutuhan bagi guru di masa kini,” ucap Panut.

Budaya menulis bagi guru harus terus dikembangkan, hal ini perlu mendapat perhatian. “Menumbuhkan budaya menulis, berpangkal pada persoalan kapan mulai menulis, mulai menulis tidak perlu rumit, mulai dari yang sederhana serta keseharian yang dilakukan oleh seorang guru, dan tulislah,” tips Kakankemenag, mengingat bagi sebagian besar penulis pemula, mengawali penulisan menjadi sebuah kerumitan tersendiri.

“Ikuti kegiatan ini dengan baik agar ilmu terkait dengan tulisan bisa menghasilkan karya yang berkualitas,” imbuhnya.

Kepala Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga menyampaikan bahwa populasi muslim di dunia dan khususnya di Indonesia termasuk banyak, sehingga perlu banyak penulis yang mengangkat terkait dengan radikalisme. “Sesungguhnya orang yang radikal disebabkan oleh wawasan yang sempit sehingga butuh wawasan agar pemikirannya terbuka, disinilah fungsi penulis mengangkat radikalisme sehingga toleransi di masyarakat bisa dikembangkan dan diwujudkan,” kata Juraidi.

Tulisan terkait dengan moderasi beragama juga sangat dibutuhkan untuk program kebersamaan umat tersebut, efektivitas sosialisasi moderasi beragama akan semakin berkembang tatkala para penulis juga berlomba-lomba menulis terkait dengan moderasi beragama. Penulis bisa berperan sebagai agen of change.

“Guru memiliki nilai strategis ketika menulis, selain meningkatkan kompetensinya dan memiliki nilai dalam profesinya sebagai guru, juga dapat mengubah mindset anak didik serta masyarakat,” ungkap Juraidi.

Dikatakan bahwa tintanya penulis sama dengan darahnya para syuhada karena sangat berharganya penulis yang bermanfaat bagi masyarakat. “Banyak penulis yang mendapatkan banyak pahala karena kebermanfaatan tulisannya, untuk itu tingkatkan kualitas penulisan agar bernilai manfaat yang tinggi,” tutup Juraidi.

Kegiatan tersebut berlangsung dengan lancar sehari full pada jam kerja. Iqbal dawami dari penerbit juga memberikan motivasi bagi para guru untuk menulis dan menerbitkan bukunya sehingga menjadi karya yang terkenang. Beliau memberikan tips untuk guru melakukan dapat melakukan one day one space.(fs/Sua)