Tonggak Perjuangan Menuju Generasi Katolik yang Moderat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Mungkid – Dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa dan menerapkan pola hidup persaudaraan sebagai landasan yang kokoh, harus ditanamkan pada siswa moderasi beragama  agar dalam hidupnya tidak bertindak intoleran, fanatik dan radikal dapat terwujud. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan spiritual pada setiap siswa, salah satunya dengan pembinaan.

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang, melalui Seksi Penyelenggara Katolik memberikan bantuan kegiatan pembinaan siswa tingkat menengah. Dalam pelaksanaannya, Kemenag Kabupaten Magelang bekerja sama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Magelang menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Siswa Katolik Tingkat Menengah dengan Tema “Bersatu Dalam Kristus Berbelarasa dan Berpengharapan“.

Agenda kegiatan yang diselenggarakan di Wisma Salam pada hari Rabu, (20/04/2022). Peserta yang hadir merupakan gabungan dari SMA Negeri 1 Muntilan Kabupaten Magelang, SMA N 1 Dukun dan SMA Kota Mungkid sebanyak 25 orang.

Kegiatan Pembinaan dibuka oleh Kepala Kemenag Kabupaten Magelang, Panut, didampingi oleh Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang, Martinus Boini.

“Tema dalam kegiatan ini, sangat mencuri perhatian saya,” ungkap Panut mengungkap elemen pembentukan generasi moderat yang diharapkan akan menciptakan generasi-generasi pengusung moderasi beragama.

Bersatu dalam Kristus mengharap setiap siswa memiliki iman yang kuat. Dengan iman yang kuat diharapkan setiap siswa dapat berbela rasa dalam arti memiliki empati dan simpati terhadap sesama. Hal ini sangat tepat di masa pandemi tanpa memandang agama, ras dan suku. Berharap semakin banyak orang yang memiliki empati dan simpati terhadap orang yang membutuhkan pertolongan. Indikator umat Katolik yang moderat yaitu yang pertama memiliki komitmen/wawasan kebangsaan yang tinggi, ditandai dengan taat dan patuh terhadap konstitusi yang ada UUD, PP, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI.

Indikator kedua jiwa toleransi yang kuat, yang ketiga anti kekerasan, dan ke empat menghargai kearifan lokal. Harapannya siswa menjadi generasi hebat dan menjadi tonggak perjuangan garda terdepan menuju generasi Katolik yang moderat. Konsep moderat harus diterapkan pada inter dan antar umat beragama. Kuatkan iman jangan mudah diganggu dan terpengaruh agar terciptanya kerukunan inter dan antar umat beragama.(fs-smx/Sua)