Semarang, Rabu (9/11/2022) dalam kegiatan pendampingan dan evaluasi pembangunan Zona Integritas (ZI) di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang oleh Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) yang digelar di ruang rapat gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT), Syarif Hidayatullah penyuluh agama Islam memaparkan inovasi layanan Penguatan Moderasi Beragama melalui Eksnapiter.
Kepada tim Biro Ortala yang dipimpin oleh Kartika Damawanti, Syarif memulai presentasinya dari latar belakang tercetusnya gagasan tersebut.
“Inovasi ini berawal dari kegiatan penyuluhan yang kami berikan kepada para napi terorisme (napiter). Tugas kami adalah merubah mindset mereka tentang arti jihad yang sesungguhnya,” tuturnya.
“Kami dampingi mereka agar kembali memiliki rasa nasionalisme dan moderat,” imbuhnya.
Ia menerangkan, pendampingan tersebut tetap ia laksanakan selepas mereka keluar dari lapas. “Eksnapiter memiliki tantangan yang cukup berat pada saat mereka kembali ke masyarakat. Kami lakukan pendampingan, kami berikan pelatihan, agar mereka betul-betul keluar dari paham radikalisme dan ekstrimisme,” ujarnya.
“Tantangan terberatnya adalah bujuk rayu dari kelompok sebelumnya, selain itu dengan keluarnya mereka dari kelompoknya, mereka menjadi kehilangan previlege yang sebelumnya mereka terima. Ini tantangan tersendiri bagi kami, bagaimana mereka betul-betul mantap untuk keluar dari jaringan tersebut,” terangnya.
Tak berhenti disitu, Syarif menuturkan, terus melakukan pendampingan hingga terbentuklah sebuah organisasi di bawah yayasan yang diberi nama Persadani (Putra Persaudaraan Anak Negeri).
“Dari sinilah kemudian kami kembangkan lagi, mereka tidak hanya bermetamorfosis menjadi insan yang moderat, mereka juga kami rangkul untuk menjadi agen moderasi beragama di Kota Semarang,” ungkapnya.
“Alhamdulillah hal ini mendapat respon positif dari pemerintah setempat dan pusat. Mereka pun diberikan kesempatan untuk turut tampil dalam berbagai ajang moderasi beragama,” imbuhnya.
“Melalui program ini, kami ingin menunjukkan kepada dunia, jika mantan napiter saja bisa menjadi agen moderasi beragama, mengapa kita tidak. Menjaga kesatuan NKRI adalah tugas bersama,” pungkasnya.(NBA/bd)