Semarang, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Nasional (POSPENAS) IX, 23-27 November 2022, di Stadion Manahan Surakarta.
Bersamaan dengan kegiatan tersebut, diadakan pula POSPENAS EXPO yaitu ajang mengenalkan produk santri. Produk yang dipamerkan berupa UMKM, makanan dan kerajinan unggulan, tidak hanya dari daerah setempat, tetapi juga dari daerah lain baik dari Pulau Jawa maupun diluar Jawa, seperti kerajinan batik Kalimantan Selatan, batik Purbalingga, kerajinan Surakarta, kerajinan Kota Semarang, makanan khas Banjarnegara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantam Barat, Lampung, Bengkulu, DKI, DIY, NTB, NTT, dan masih banyak lagi lainnya.
POSPENAS EXPO berlangsung selama 3 hari, 23-25 November 2022, dan digelar di area parkir Stadion Sriwedari Solo.
Bertempat di lokasi gelaran pameran, Dwi Yuliarti Mukhlis Abdillah selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Kota Semarang, bersama Ketua DWP Kanwil dan Kankemenag Kab/kota lainnya, hadir dalam acara pembukaan POSPENAS EXPO, Rabu (23/11/2022).
Acara tersebut dibuka oleh Penasihat DWP Kemenag, Eny Retno Yaqut Qolil Qoumas, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranasda) Jateng, Atiqoh Ganjar Pranowo, dan Ketua Deskranasda Solo, Selvi Ananda Gibran Rakabuming.
Dalam sambutannya, Atiqoh menyampaikan, pameran ini sebagai daya ungkit ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19. Pada kesempatan itu pula, ia berharap, santri tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga jiwa enterpreneur, sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga tumbuh kemandirian santri, sebagaimana tema POSPENAS IX, Gerak Santri Bangkit Negeri.
Hal senada disampaikan oleh Eny Retno Yaqut Qolil Qoumas, ia berharap POSPENAS EXPO membawa efek domino bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.
Ia menyampaikan, pameran ini salah satu upaya strategis untuk mewujudkan kemandirian pondok pesantren. Menurutnya pula, program kemandirian pondok pesantren merupakan salah satu program prioritas Kemenag. “Kemandirian pesantren sudah menjadi salah satu program utama Kemenag. Program ini program strategis dan realistis. Pesantren memiliki SDM melimpah. Jumlah santri tercatat ada 4,4 juta tersebar di 37.626 ponpes seluruh Indonesia,” tuturnya.
Eny Retno mengungkapkan, aset strategis tersebut jika digarap dengan baik, dan didukung oleh pihak terkait dengan tepat, maka akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang lebih mandiri, dan lebih baik lagi.
“Jargon POSPENAS ini linier dengan kemandirian pesantren. Gerak Santri Bangkit Negeri. Bergerak dan bertumbuh untuk menjadi insan lebih baik kedepannya,” pungkasnya.(Dina/NBA/bd)