MASATREN, Ajang Silaturahmi Alumni Pesantren Magelang Raya

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Mungkid – Kepala Kankemenag Kab. Magelang, Muhammad Miftah menghadiri Pengukuhan dan Konsolidasi Pengurus dan Koordinator MASATREN (Majelis Silaturahmi Alumni Pesantren) Magelang Raya di Kediaman KH. Noor Machin Chudlori (Gus Machin) Tegalrejo, Senin, 4/9/2023.

Miftah menyampaikan apresiasi kepara para Kyai di Kabupaten Magelang atas perannya menjaga dan mencerdaskan umat melalui pendidikan di pondok pesantren. Kementerian Agama melalui Seksi Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah telah hadir dalam rangka pembinaan pelayanan, bimbingan teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan di bidang pendidikan diniyah, diniyah takmiliyah, kesetaraan, pendidikan Al Quran dan pondok pesantren.

“Saya menyambut baik kehadiran MASATREN sebagai wadah para alumni pesantren sebagai sarana untuk berkhidmad pada umat,” kata Miftah.

“Sebagaimana halnya di Madrasah, ada Sahabat Madrasah. Madrasah yang sudah besar, sudah maju membantu madrasah-madrasah yang kecil sehingga peningkatan kualitas dapat dirasakan secara merata. Begitu juga dengan MASATREN ini. Saya berharap dapat menjadi wadah untuk mengembangkan kemajuan pesantren,” lanjut Miftah.

Miftah menyampaikan para alumni pesantren yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama tersebut untuk terus menjaga dan mengembangkan fikrah nadhliyah, yang merupakan landasan berfikir nahdlatul ‘ulama (khittah nahdliyyah) guna menentukan arah perjuangan untuk mewujudkan kebaikan umat (ishlahul ummah) yang didasarkan pada ajaran ahlussunah wal jamaah.

Gus Machin, Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, selaku penggagas MASATREN menyampaikan pentingnya para alumni pesantren untuk terus menjaga keilmuannya agar dapat terus memberikan manfaat kepada umat.

“MASATREN ini dibuat agar para alumni pesantren dapat saling berkumpul. Tidak masalah bagi pesantren yang sudah besar karena akan sering bertemu alumninya. Tetapi bagi pesantren yang kecil yang alumninya hanya dua atau tiga, tentu tidak akan pernah ada perkumpulan. Alumni santri jika tidak saling bertemu, jarang berkumpul akan hilang kesantriannya,” ungkap Gus Machin.(Faida/Sua)