Lansia Ini Mampu Naik Haji dari Hasil Tani

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (Humas) – Selama pemberangkatan jemaah haji di Embarkasi Solo, begitu banyak jemaah yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka sangat bersemangat untuk menunaikan haji. Apalagi upaya untuk berhaji itu telah dilalui sejak lama. Dengan ikhtiar dan keihkhasan mereka, akhirnya tercapai keinginan untuk berhaji tahun ini.

Walaupun dengan keterbatasan, mereka seolah dimudahkan oleh Allah beribadah ke Baitullah. Seperti yang dialami beberapa jemaah haji lansia dari Kabupaten Boyolali. Adalah Atmoredjo, jemaah haji asal Kecamatan Boyolali.

Mbah Atmo kini sudah berusia hampir satu abad, yaitu 98 tahun. “Saya lahir tahun 1926. Dulu waktu muda sempat ikut romusa selama 2,5 bulan,” ceritanya saat ditemui di Embarkasi Solo, Rabu (5/6/2024).

Sejak muda pekerjaannya sebagai petani mampu mengantarkan Mbah Atmo ini berhaji. “Saya daftar haji dari uang sendiri. Saya nabung sedikit demi sedikit,” ungkapnya.

Selain petani, ia juga bekerja serabutan. Dan kini, Kendati berusia 98 tahunn, namun Mbah Atmo masih sehat dan masih mampu berjalan. Bahkan masih menekuni pekerjaannya di sawah dan di kebun. Banyak makan sayuran dan rebus-rebusan, kata Mbah Atmo, adalah satu kunci sehat.

Beberapa tahun yang lalu, istri Mbah Atmo meninggal dunia. Untuk mengusir kesepiannya, ia masih sering menghabiskan waktu bersama 8 putra dan 21 cucunya.

Mbah Atmo meminta doa agar dia selalu diberikan kesehatan. “Doakan saya semoga selalu sehat di Makkah Madinah,” kata Mbah Atmo yang suka makan sayuran dan rebus-rebusan ini.

Hal sama juga dialami oleh pasangan lansia lainnya, Darminto dan Sri Sukanti. Pasangan lansia ini juga merupakan petani. Mereka mengaku daftar haji dari hasil tani. Kendati sudah lansia, namun keduanya masih bersemangat menggarap sawahnya.

Darminto bersyukur, walaupun harus berangkat di usia lanjut, ia bisa berangkat Haji bersama istri tercinta. – iq/at