Boyolali (Bimas Hindu) – Pasraman Kilat diadakan dalam setiap liburan sekolah/ seperti saat ini menyambut bulan Ramadan, kalau di muslim diadakan pesantren kilat. Kegiatan yang dilaksanakan teori, praktek maupun outbound. Sasaran utama kegiatan Pasraman Kilat adalah untuk meningkatkan aktualisasi pengamalan ajaran Agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat, Meningkatkan penanaman nilai-nilai moral, etika, budi pekerti, mempraktekkan pengetahuan agama yang telah diperoleh di kelas ke dalam kegiatan nyata dilingkungan masyarakat. Demikian disampaikan Pembimas Hindu Jawa Tengah (26/05) dalam pembukaan Pasraman Kilat Giri Wangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.
Sangat besar pengaruh yang diberikan jika anak-anak mampu mengikuti kegiatan dengan baik, penanam nilai-nilai ajaran agama yang di implementasikan di masyarakat sebagai bentuk rasa saling menghargai dan memahami nilai kebersamaan. “Untuk membentuk karakter anak didik berbudi pekerti, yang memiliki rasa hormat kepada orang tua, sesama dan bisa menghargai,” jelas I Dewa Made Artayasa.
Pasraman kilat yang dilaksanakan selama tiga hari ini dihadiri oleh Pembimas Hindu, Parisada Hindu Dharma Indonesia Boyolali dan Kecamatan Juwangi, yang diikuti oleh kurang lebih 100 siswa pasraman dari jenjang SD, SMP dan SMA agama Hindu yang ada di Kecamatan Juwangi .
“Melalui Pasraman Kilat Kita Tingkatkan Sradha dan Bhakti Menciptakan Generasi yang berbudi pekerti yang luhur” diangkat menjadi tema dalam pasraman kilat ungkap ketua panitia penyelenggara Sukari, Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini nilai-nilai budi pekerti sangat memperihatinkan untuk itu selama tiga hari kedepan peserta pasraman akan diberikan materi peningkatan pemahaman budi pekerti.
“Berkreasi bisa dengan belajar agama melalui seni keagamaan untuk menyampaikan pesan agama,” ujar ketua Parisada Kabupaten Boyolali yang diwakili sekretaris umum Dwi Setyawan dalam sambutannya. Ia menyampaikan bahwa penghayatan seni akan menjadi lebih penting di jaman saekarang ini karena mudah dipahami ketimbang tekun belajar namun untuk kita sendiri yang tahu, nah dengan seni maka akan semua mendengar dan memahami makna isi yang disampaikan. Kedepan isian materi agar banyak memunculkan ide baru yang mudah untuk diterima dan kegiatan pasraman kilat menurutnya lebih di isi sikomotor yang ada pada anak-anak peserta pasraman kilat. (Wahonogol-js/gt)