Wonogiri – Sedikitnya 1.016 anak dari Raudhatul Athfal (RA) se-Kabupaten Wonogiri berpakaian serba putih dengan lantang membacakan gema takbir dan bacaan ayat suci Al-Qur’an melakukan latihan manasik haji di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Sabtu (14/10) pagi. Kegiatan tersebut diselenggarakan Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Wonogiri.
Acara di buka Kepala Kankemenag Wonogiri, H. Subadi di dampingi Kasi Pendidikan Madrasah, Hj. Fatonah mengatakan bahwa manasik haji merupakan wahana efektif pengenalan ibadah haji kepada anak-anak RA sejak dini, bagaimana sebenarnya pelaksanaan ibadah haji, dan apa saja yang harus dilakukan. Sehingga akan terus diingat-ingat ketika dewasa nanti.
Di usia anak-anak menurut Subadi, masa yang peka bagi pendidikan rohani, usia dimana jiwanya relative, lugu dan polos masih belum terlalu banyak tercoreng dengan kehidupan. Pelaksanaan latihan menasik haji pada anak RA dapat merupakan salah satu cara memberikan pengalaman pelaksanaan ibadah lengkap yang sedemikian rupa sehingga sangat berkesan dan tertanam dalam jiwanya dan nantinya menjadi bagian dari kepribadiannya yang agamis cenderung kepada perilaku sesuai tuntunan agama dan anak akan selalu ingat dengan aktifitas tersebut membentuk karakter anak sholeh.
Selain itu bagi anak-anak praktik manasik haji merupakan sarana efektif pembelajaran di RA. Praktik merupakan hal utama dalam standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
“Membiasakan anak untuk melafalkan kalimat-kalimat yang baik akan membentuk karakter anak yang siap dalam menghadapi dampak negatif globalisasi. Salah satu pembiasaan sejak dini,” ungkap Ka. Kankemenag
Ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Wonogiri, Nur Aisah Darajati menyampaikan, acara ini digelar guna memberikan informasi kepada anak akan pelajaran Agama Islam dalam hal ini mempelajari tentang cara menunaikan ibadah haji.
“Ini acara rutin yang diselenggarakan Kemenag untuk membangkitkan rasa keingintahuan anak tentang ibadah Haji, serta bacaan dan ritual haji,” katanya
Pelaksanaan Manasik Haji Anak kali ini dibagi menjadi 5 kloter yang setiap kloternya terdiri dari 200 peserta. Kegiatan ini, selain untuk mengenalkan lebih ritual apa saja yang dilakukan saat menunaikan ibadah haji, juga sebagai ajang berkenalan antara siswa sekolah yang satu dengan sekolah lain.
“Manasik Haji Anak dikemas begitu menarik, agar anak selain belajar juga bermain. Sehingga belajar menjadi lebih mengasyikkan,” lanjutnya.
Mulai Ihram dari Miqat, ibadah Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, melempar Jumroh, Mabit di Mina, Thawaf Wada hingga melewati terowongan Mina dipelajari oleh mereka. Peserta seperti sedang menunaikan ibadah haji sungguhan dengan benar-benar melaksanakan setiap prosesi di miniatur Kabah dan miniatur Terowongan Mina. (Mursyid_Heri/Wul)