Jepara – Telah berakhir perhelatan lomba baca kitab kuning terbesar di Indonesa, yakin Musabaqoh Qiroatil Kutub tingkat Nasional ke-VI tahun 2017 di Pondok Pesantren Balekambang Jepara Jawa Tengah. Even ini berlangsung selama 9 (Sembilan) hari mulai tanggal 29 November sampai dengan 7 Desember 2017 yang dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jumlah peserta/Kafilah yang mengikuti lomba ini sebanyak 2.466 orang dari 34 propinsi di Indonesia. Dewan hakim 92 orang, Panitera pusat 29 Orang dan Panitera daerah sebanyak 28 orang. Ada tiga perlombaan pokok dalam MQK. Pertama, lomba membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab kuning. Total ada 25 bidang yang akan dikompetisikan dan terbagi dalam tingkatan (marhalah), yaitu: dasar (Ula), menengah (wustha), dan tinggi (Ulya).
Perolehan piala diumumkan dalam acara penutupan yang diadakan pada Selasa malam (5/12) oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin. Kafilah Jawa Tengah berhasil menjadi juara umum. Adapun Provinsi yang menjadi juara 10 besar berturut-turut setelah Jateng yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Aceh, Kalimantan Timur, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan DI Yogyakarta.
Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Farhani, menyatakan puas dengan hasil ini, “Informasi yang saya terima, ada 23 majelis yang santri kita mampu memperoleh nilai tertinggi pada babak final”. Atas perolehan prestasi tersebut, Farhani berpesan kepada seluruh santri maupun ofisial untuk tetap rendah hati dan jangan sombong, “Sekalipun kita sudah mengetahui bahwa prestasi Kafilah Jawa Tengah dalam perhelatan akbar MQK Nasional VI tahun 2017 sangat gemilang, namun kita harus tunjukan sikap rendah hati dan dapat menunjukan kearifan lokal,” pesannya.
Lebih lanjut, Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) yang selama ini digelar tiga tahunan akan diselenggarakan dua tahun sekali. Perubahan durasi Penyelenggaraan ini disampaikan Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, dalam pembukaan MQK di Aula Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara, Jawa Tengah.
“Jika kemarin kita melakukan MQK itu setiap tiga tahun sekali, maka insya Allah mulai tahun depan kita akan selenggarakan MQK ini setiap dua tahun sekali,” terang Kamaruddin Amin. Menurutnya, MQK kali pertama diinisiasi sejumlah kyai pondok pesantren dan dimotori Menteri Agama RI saat itu, KH Said Agil Husein Al-Munawwar. “Alhamdulillah, tradisi agung itu hingga kini terus terpelihara dengan baik dan secara konsisten diselenggarakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, menyampaikan rasa suka dukanya atas keberhasilan kontingen jateng meraih juara umum. Ini tak lepas dari kerja keras seluruh elemen. Utamanya peserta dan pembimbingnya. Semoga di even tahun selanjutnya kita bisa mempertahankan prestasi ini. Dan semoga kita bisa menambah perolehan medali lebih banyak lagi.jpr/bd