Mungkid – Penyuluh Agama mempunyai posisi yang strategis dalam tatanan hidup nasional karena Penyuluh adalah pemersatu umat pelopor dalam menetralisir ancaman konflik dalam masyarakat. Terkait dengan hal ini, setiap Penyuluh agar memposisikan dengan optimal sebagai umat pilihan dalam menjaga kesatuan dan persatuan umat.
“Penyuluh mempunyai posisi yang strategis dalam tatanan hidup nasional, Panjenengan adalah umat pilihan, buktinya dari penduduk satu kecamatan yang ribuan jiwa, jumlah penyuluh hanya dan 10 orang. Kemudian penyuluh adalah pemersatu umat, Anda mempunyai tugas menjadi pelopor dalam menetralisir ancaman konflik dalam masyarakat,” kata Kepala Kantor Kemenag Mad Sabitul Wafa pada kegiatan Pembinaan Penyuluh Non PNS di RM Panjiwo, Mungkid, (27/03/2018).
Wafa menyampaikan bahwa saat ini dirinya sedang melakukan penataan ASN yang ada agar sesuai kebutuhan riil di masyarakat dan sesuai kompetensi, termasuk penatanaan Penyuluh Agama. Melalui penataan ini, Wafa menginginkan nantinya tidak ada lagi ASN yang terlalu banyak beban atau ASN yang tidak mempunyai beban kerja.
Wafa menjelaskan tidak ada unsur kepentingan dalam penyegaran dan pemetaan ASN termasuk Penyuluh.
“Saya masih dalam posisi menata pegawai di Kankemenag Kab. Magelang ini, termasuk juga para Penyuluh. Pak Amirudin Nurusolih panitia penyelenggara kegiatan ini saya pindah ke KUA, saya proyeksikan sebagai penghulu, terus pak Makmun saya pindah ke KUA juga agar menjadi penyuluh. Semua kami kondisikan sesuai kebutuhan dan kondisi yang ada,” ungkapnya.
Kepada para Penyuluh Non PNS Wafa menyampaikan bahwa Penyuluh Agama Non PNS ini adalah program baru yang sebelumnya juga pernah ada namun sempat terhenti dan akan digiatkan lagi. “Ini adalah program baru, dulu ada namun belum sesuai yang diharapkan, maka dengan pola rekrutmen perkecamatan 10 Penyuluh, insyaallah tugas fungsi penyuluh dapat dimaksimalkan,” katanya.
Menyikapi maraknya berita hoax yang menghantui masyarakat, Penyuluh diminta perannya dalam mendinginkan suasana dengan tidak gampang melakukan share berita yang belum pasti kebenarannya.
“Kami hanya berharap memajukan Islam dan Islam yang rahmatan lil alamin, saat ini fitnah merajalela, berita hoax menggejala, penyuluh harus tampil di situ sebagi penetralisir. Bukan jiwa Penyuluh jika mengembangkan fitnah dan berita hoax tapi harus meredam dan meng-ademkan suasana,” ujarnya.
Dengan perkembangan persoalan agama di masyarakat yang sangat komplek, Wafa berharap setiap Penyuluh dapat merekam kondisi terkini yang ada di masyarakatnya binaannya sekaligus memberikan opsi penanganannya. Data tersebut juga akan dimanfaatkan untuk penataan penyuluh.
“Saya berharap bisa para Penyuluh mampu merekam setiap apa yang terjadi dalam masyarakatnya imam masjidnya siapa, jumlah rokaat tarawihnya berapa, shalat subuhnya pakai doa qunut tidak. Persolan perbedaan intern agama ataupun antar umat beragama harus menjadi dokumen jenengan. Dokumen dan data tersebut harus Anda miliki sebab hal itu juga sebagai sarana menata pemetaan penyuluh,” ungkapnya.
Pada tahun politik ini Wafa menghimbau agar Penyuluh mampu memposisikan diri sebagai panutan dan menetralisirkan ancaman kerusuhan dan konflik. “Kita sekarang ini ada pada tahun politik, tahun pilkada sehingga saya meminta penyuluh bisa memposisikan diri, sebagai panutan kerukunan. siapa saja yg terpilih dalam pilkada nanti adalah pilihan Allah Swt, kita bersama mengemas kabupaten Magelang ke arah yang lebih baik,”pintanya. (at/am/bd)