Surakarta – Suara bergemuruh memenuhi sudut Aula Kantor Kemenag Kota Surakarta pada acara malam tasyakuran (Kamis, 3/1). Ratusan tamu yang hadir, para pegawai, termasuk Kepala Kemenag Musta’in Ahmad dan jajarannya, terlibat langsung khataman al Qur’an tiga kali, dan masing-masing orang kebagian membaca setengah juz dari 30 juz yang ada dalam AlQur’an.
Acara yang kalau di pondok pesantren biasa disebut Muqoddaman itu, yakni mengkhatamkan al Qur’an 30 juz secara bersama-sama, tiap-tiap orang kebagian satu atau sengah juz, baru dimulai pukul 20.30.
Usai khataman, Musta’in mengingatkan kepada kita untuk senantiasa ingat kepada ayat-ayat Alloh dengan cara membacanya. Karena diantara rukun iman yang enam itu, lima diantaranya itu tidak terlihat (gaib) dan sudah tidak terlihat (Para nabi yang sudah wafat), kecuali al Qur’an sebagai mu’jizat terbesar yang diturunkan Alloh SWT ke alam semesta.
“Kalau dengan yang terlihat saja sudah tidak percaya, tidak perhatian, bagaimana kita akan perhatian kepada yang tidak kelihatan ?,” ungkap Musta’in.
Maka sesungguhnya kegiatan malam hari ini, katanya, adalah ihtiar kita sekalian untuk menguatkan keimanan kita. Karena keimanan itulah yang akan memandu kita.
Malam itu, Musta’in juga mengingatkan para pegawainya untuk loyal dengan pimpinan. Karena sebuah organisasi kalau sudah tidak solid, maka organisasi itu rapuh.
Berkaitan dengan etos kerja, Musta’in menekankan para anak buahnya untuk memahami regulasi/aturan kementerian agama, karena visi kita itu sama. Oleh karena itu, kalau ada pegawai di Kementerian Agama tidak hafal dengan visi misi Kemenag kebangetan.
“Gajinya tidak sah itu.Kalau benar terjadi demikian,berarti anda terlalu cuek dengan kementerian ini,” tegasnya.
Musta’in memaparkan, dengan hafal visi dan misi kemenag, berarti kita faham terhadap apa yang kita tuju.
Untuk itu, Musta’in mengancam kepada pegawai yang tidak hafal visi dan misi kemenag akan diperiksa oleh kepegawaian. Kemudian Musta’in mengurai tentang etos lima nilai budaya kerja yang sudah dirumuskan kemenag bahwa pegawai kemenag itu berintegritas, profesional, inovasi, tanggungjawab, dan keteladanan.
“Ayo masing-masing kita jadi teladan. Memberi contoh yang baik.Yang tua memberi contoh kepada yang muda. Yang senior memberi contoh kepada yang yunior, dan yang muda mau belajar,” himbaunya.
Hal ini disampaikan dengan harapan kedepannya semua pegawai Kantor Kemenag Kota Surakarta, terutama yang masih muda bisa tumbuh menjadi pemimpin.
“Tidak hanya tumbuh dilevel tingkat kabupaten/kota. Tapi, tumbuh sampai dilevel nasional,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Musta’in mengajak kepada seluruh pegawai yang merasa mandeg itu, untuk mengikuti arahan pimpinan atau pembimbing agar potensi yang ada ini bisa tumbuh dengan baik, dan bisa membuat amal ukhuwah.(sholeh_rma/Wul)