Semarang – Setelah FKUB dan Pemerintah Kota Semarang masing-masing memperoleh penghargaan Harmoni Award 2020 dari Menteri Agama pada Selasa (5/1) di Kemenag RI Jakarta, kini giliran Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang, H. Muhdi yang meraih 2 penghargaan dari Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jateng berupa Amal Bakti Award yaitu penghargaan sebagai pembina kerukunan umat Beragama dan sebagai kontributor berita terbaik dan teraktif pada Website Kanwil Kemenag Jateng pada Jumat (8/1).
“Sebenarnya penghargaan-penghargaan ini hasil sinergitas kita semua, yaitu FKUB, Pemerintah Kota dan baru Kantor Kemenag yang terakhir”, tutur H. Muhdi dengan penuh rendah hati saat menerima laporan dan silaturahmi H. Mustam Aji, Ketua FKUB pada Jumat (8/1).
Pada pertemuan tersebut keduanya, baik H. Muhdi maupun H. Mustam Aji saling memberikan apresiasi atas kerjasama publikasi selama ini di tengah keterbatasan gerak akibat pandemi covid-19.
“Penggunaan media online atau publikasi untuk dokumentasi kegiatan selama ini, juga menjadi kunci dalam meraih penghargaan”, ungkap H. Mustam Aji yang berterima kasih karena beberapa kegiatan FKUB terekspos melalui Website Kemenag.
Demikian pula H. Muhdi berterima kasih karena kontribusi FKUB dan berbagai kegiatannya yang sering menggandeng unsur-unsur kemenag menjadikan dipandang layak menerima penghargaan.
Memang selama tahun 2020, meskipun FKUB mengalami pemotongan anggaran lebih dari 50?ri pemkot, beberapa kegiatan strategis tetap bisa terlaksana dengan sukses, melibatkan beberapa unsur dari kemenag seperti pranata humas dan penyuluh agama baik yang PNS maupun Non PNS.
Untuk tahun 2021, keduanya saling menawarkan gagasan, H. Muhdi ingin agar jalinan komunikasi yang erat antara Ketua FKUB dan Walikota Semarang dapat memperlancar proses hibah aset untuk beberapa KUA yang masih berdiri pada aset pemkot.
Sementara H. Mustam Aji menawarkan gagasan dan dukungannya agar adanya upaya peningkatan kualitas keagamaan pada generasi penerus, yaitu dengan mengeluarkan perda untuk setiap anak lulusan SD selayaknya mampu menguasai literasi utama keagamaan masing-masing, misalnya membaca Al Qur'an bagi anak muslim.
Harapannya agar dalam satu dasawarsa ke depan kualitas keberagamaan mantap dan mampu menjadi agama sebagai inspirasi pembangunan berbangsa dan bernegara. (sh/rf).