A. Pendahuluan
Keluarga adalah bagian dari kehidupan manusia sehingga tujuannya pun mesti sejalan dengan kedirian dan tujuan hidupnya. Manusia bukanlah makhluk fisik semata melainkan juga makhluk intelektual dan spiritual. Bahkan dimensi intelektual dan spiritual manusia menjadi jati diri utamanya. Memiliki keluarga bahagia adalah idaman semua orang, tentunya bagi pasangan suami istri, sehidup semati merupakan suatu komitmen dan janji yang harus diusahakan bersama. Kebahagiaan keluarga pasangan suami-istri akan terasa nyata bila sudah hadir dengan kehadirannya sang buah hati yaitu putra-putri saleh salehah dambaan hati.
B. Dasar
Allah SWT berfirman dalam Al Qur`an Surat Al Furqan ayat : 74
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
C. Tafsir Surat Al Furqon ayat : 74
Sifat hamba Allah berikutnya adalah orang-orang yang berkata yakni memanjatkan doa : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami yang menjadi pendamping kami dalam melaksanakan kehidupan ini dan anugerahkanlah juga kepada keturunan kami yang akan melanjutkan kehidupan diri kami sebagai penyenang hati kami, karena perbuatan mulia mereka, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin dan panutan bagi orang-orang lain yang bertakwa.
D. Keluarga Berkualitas, Tentram, Bahagia (Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah)
Keluarga berkualitas, tentram, bahagia (Sakinah, mawaddah, wa Rahmah) memiliki ciri-ciri umum dan khusus yang membuat mereka tetap terikat satu sama lain dengan penuh kasih sayang dan dukungan, ciri-ciri keluarga tersebut adalah :
- Berpedoman pada Nilai Agama (moral);
Ciri umum keluarga berkualitas dalam aspek nilai agama dan moral adalah terbangunnya karakter kepribadian keluarga yang mampu menjadi rahmat bagi semesta alam, menyadari akan keberadaan Allah (saleh/salehah secara personal), dan karenanya terdorong untuk berbuat baik bagi lingkungannya (saleh/salehah secara sosial).
Adapun ciri keluarga saleh secara personal ditandai dengan pemenuhan terhadap kewajiban agama, sedangkan keluarga saleh secara sosial dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut:
- Memiliki sikap moderat, tengah-tengah, dan tidak ekstrem (at-tawâsuth), menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan (at-tawâzun), berani menegakkan kebenaran dan keadilan (i‘tidâl), toleran dan empati atau menghargai dan menghormati perbedaan (at-tasâmuh).
- Menjaga tiga jenis persaudaran dengan baik, yaitu dengan sesama muslim (ukhuwah islâmiyah), dengan sesama bangsa Indonesia (ukhuwah wathaniyah), dan dengan sesama umat manusia tanpa membedakan suku, agama, ras, bangsa dan perbedaan lain (ukhuwah basyariyah), mengenal dan membiasakan karakter Islami (sifat-sifat Nabi), yang meliputi shidqîq (jujur), amânah (bisa dipercaya), tablîgh (menyampaikan kebenaran), dan fathanah (cerdas).
2. Menerapkan Komunikasi yang Baik dan Efektif;
Dalam keluarga yang bahagia dan berkualitas, komunikasi antara suami-istri, dan anak berlangsung dua arah, dimana setiap anggota keluarga merasa nyaman untuk berbicara dan juga aktif mendengarkan. Komunikasi yang efektif menghindari kesalahpahaman dan membangun ikatan yang lebih erat di antara anggota keluarga.
3. Sering Menghabiskan Waktu Bersama yang Berkualitas;
Kualitas waktu yang dihabiskan bersama menunjukkan betapa pentingnya hubungan keluarga.
Ini bukan hanya tentang jumlah waktu, tetapi bagaimana waktu tersebut dihabiskan untuk memperdalam hubungan. Keluarga bahagia menekankan hubungan yang kuat dan sehat.
4. Saling Mencurahkan Kasih Sayang dan Dukungan;
Anggota keluarga keberadaannya selalu ada dan dapat dirasakan oleh satu dengan yang lainnya, baik dalam suka maupun duka. Dukungan emosional ini memberikan rasa aman dan diterima apa adanya.
5. Saling Respek dan Pengertian;
Setiap anggota keluarga saling menghargai pendapat dan perasaan satu sama lain, sehingga setiap orang merasa dihargai dan merasa nyaman. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang kondusif dan tanpa ada penghakiman satu anggota keluarga dengan lainnya.
6. Kebersamaan dalam Pengambilan Keputusan;
Tidak ada pihak yang dominan dalam membuat keputusan. Setiap anggota keluarga berhak mengutarakan suara dan pendapatnya. Ketika anggota keluarga merasa terlibat dan dihargai dalam proses pengambilan keputusan, hal ini dapat meningkatkan keharmonisan dalam keluarga. Keputusan dalam keluarga harus menjadi bentuk keputusan yang disepakati oleh semua anggota keluarga. Bahkan, suami-istri juga perlu lebih terbiasa melibatkan anak dalam diskusi keluarga, terutama untuk memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan anak. Anak yang tumbuh di lingkungan terbuka dan terbiasa berekspresi akan tumbuh menjadi seorang anak yang lebih percaya diri. Selain itu, anak-anak yang membantu menentukan aturan keluarga biasanya cenderung mengikuti aturan dengan lebih baik, sehingga dapat melatih sikap disiplin mereka. Suami-istri bisa mulai dengan membuat keputusan sederhana, seperti menentukan tujuan liburan keluarga, jadwal membersihkan rumah, dan lainnya. Mengambil keputusan bersama juga bisa membantu menciptakan rasa memiliki yang akan membuat setiap anggota keluarga merasa penting bagi satu sama lain.
7. Memiliki Emosi yang Sehat;
Keseimbangan mental dan pengelolaan emosional yang baik menjadi elemen penting untuk mendapatkan ketentraman kehidupan keluarga secara keseluruhan.
8. Memiliki Resiliensi.
Keluarga bahagia dan berkualitas memiliki ciri resiliensi yang tinggi. Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit, selalu bersatu dalam keadaan krisis, membicarakan semua masalah dan mencari solusinya. Saling menjaga harapan satu sama lain dan belajar serta bertahan di masa-masa sulit.
E. Penutup
Rumahku adalah surgaku, atau sering disebut dengan “Baiti Jannati”, merupakan ungkapan yang indah bangunan rumah tangga seorang muslim. Sungguh gambaran yang luar biasa, yang memberikan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan yang selalu dirindukan oleh semua orang untuk diwujudkan, yaitu surga didunia yang hadir dalam sebuah rumah. Namun harus dipahami, bahwa “baiti jannati” tidak akan terwujud begitu saja, tanpa adanya usaha. Usaha untuk mewujudkannya pun bisa jadi merupakan usaha yang luar biasa dan membutuhkan banyak energi dan menguras pikiran.
Demikianlah ciri-ciri keluarga berkualitas, tentram, Bahagia (Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah), tentu ini semua menjadi idaman dan dambaan setiap keluarga orang orang yang beriman. Dimana rumah dan seluruh penghuninya selalu dihiasi dengan aktivitas bernilai ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Semoga Allah karuniakan kepada kita keluarga yang dipenuhi dengan kemuliaan. Aamin