Magelang (Humas) – 2000 Umat Buddha yang tergabung dalam organisasi Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI), Sabtu, (4/03) memenuhi pelataran Candi Agung Borobudur, Mungkid Kab. Magelang.
Kehadiran umat Buddha dari Keluarga Buddhayana Indonesia dari seluruh penjuru Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini dalam rangka Peringatan Magha Puja 2566 Buddhis Era yang bertepatan pada tanggal 4 Maret 2023. Turut hadir dalam kegiatan ini Nyoman Suriadarma Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Suliarna Kabag Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Umum Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri, Saring Gara Buddha Kantor Kemenag Kab. Magelang dan Suwardi Gara Buddha Kantor Kemenag Kab. Temanggung.
Dalam kesempatan sambutannya Bhikkhu Khemacaro Mahathera selaku Ketua Umum Sangha Agung Indonesia menyampaikan bahwa peringatan Magha Puja adalah peringatan salah satu hari Raya Agama Buddha yang pada kesempatan ini ditunjuk Yayasan Prasadha Jinadhammo Mahathera yang berkedudukan di Medan dan lembaga Catra Jinadhammo Mahathera Magelang sebagai pelaksana kegiatan.
“Perayaan Magha Puja di Candi Borobudur diselenggarakan dengan perayaan yang sangat sederhana melalui persiapan panitia dan tim dalam waktu yang sangat singkat,” ucapnya.
“Pertama Kalinya diselenggarakan Peringatan Magha Puja di candi Borobudur, meski sederhana namun mampu mengobati kerinduan seluruh Umat Buddha yang tergabung dalam Keluarga Buddhayana Indonesia untuk melaksanakan kegiatan peribadatan dan perayaan Hari Raya di Candi Agung Borobudur,” tambahnya.
Peringatan Magha Puja adalah salah satu Hari Raya Agama Buddha selain peringatan Waisak, Asadha maupun Kathina. Magha Puja memperingati 4 peristiwa agung yang terjadi pada bulan Magha semasa hidup Buddha Gotama, ke empat peristiwa yang terberkahi ini adalah:
- Berkumpulnya 1.250 Bhikkhu tanpa diundang untuk mengunjungi Buddha Gotama di Vihara Veluvana;
- Para Bhikkhu tersebut adalah para siswa yang di tahbiskan sendiri oleh Buddha Gotama;
- Para Bhikkhu tersebut adalah para Arahat (orang yang mencapai tingkat kesempurnaan batin tertinggi);
- Pada kesempatan tersebut Buddha Gotama membabarkan nasihat menuju pembebasan (Ovada Patimokkha) yang menjadi prinsip-prinsip ajaran para Buddha.