081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

3.060 Santri PKPPS Ulya Jawa Tengah Ikuti Simulasi CBT UAN

Semarang (Humas) – Sebanyak 3.060 santri Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS) Tingkat Ulya dijadwalkan mengikuti simulasi Ujian Akhir Nasional PKPPS. Simulasi dilaksanakan dengan model CBT (Computer Based Test) dan diselenggarakan oleh Direktorat Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Jumat (11/4/2025).

Kegiatan Simulasi dimulai pukul 07.30 s.d 21.00 WIB. Hingga dengan pukul 11.00 WIB terpantau sekitar 50% santri peserta ujian telah mengikuti simulasi.

“Semoga berjalan lancar dan seluruh peserta ujian dapat mengikuti simulasi ini dengan baik,” ungkap Amin Handoyo Kepala Bidang PD Pontren Kanwil kemenag Jateng, saat ditemui di ruang kerjanya.

Lebih lanjut Amin Handoyo mengatakan bahwa Pesantren harus selalu meningkatkan kualitas pelayanannya sekaligus menjaga kekhasan pondok pesantren salafiyah.

“Kepada para santri saya berpesan agar mengikuti ujian ini dengan ikhlas, fokus dan dengan berupaya maksimal lahir dan batin,” harapnya.

Ujian Akhir Nasional PKPPS akan diselenggarakan mulai tanggal 14-20 April 2025 untuk tingkat Ulya, 29 April – 4 Mei untuk tingkat Wustha dan 12-17 Mei untuk tingkat Ula.

Ujian Akhir Nasional bagi santri PKPPS ini antara lain bertujuan untuk:

  1. Melakukan penjaminan mutu pelaksanaan pembelajaran pada Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan;
  2. Mengukur capaian standar kompetensi lulusan santri di setiap satuan pendidikan pada Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan;
  3. Melakukan pemetaan mutu pembelajaran pada satuan Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan; dan
  4. Mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada satuan pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan.

Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS) merupakan layanan pendidikan melalui jalur pendidikan non formal yang ditujukan bagi peserta didik yang karena berbagai alasan tidak dapat menyelesaikan pendidikannya atau putus sekolah di tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.

“Layanan pendidikan ini diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) sebagai satuan pendidikan non formal. Tentunya dengan harapan peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Salafiyah tersebut memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinyatakan dan diakui setara dengan satuan Pendidikan lainnya,” jelas Amin Handoyo.

PKPPS merupakan upaya Pemerintah untuk memfasilitasi santri yang belum mendapatkan kesempatan layanan pendidikan dasar dan menengah sekaligus menekan angka putus sekolah. (Rhm/Sua)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content