Semarang – Sabtu 3 Januari 2015 merupakan hari yang istimewa bagi Kementerian Agama karena merupakan hari yang telah ditetapkan sebagai berdirinya Kementerian Agama, maka sudah sepantasnya jika pagi ini seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama se-nusantara memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-69 tahun 2015.
Sesuai dengan panduan peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-69 tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Agama menyebutkan salah satu jenis kegiatan adalah pelaksanaan Upacara Bendera yang dilaksanakan serempak satuan kerja kementerian Agama di seluruh Indonesia pada hari Sabtu 3 Januari 2015 mulai pukul 07.30 WIB.
Pada upacara bendera peringatan HAB ke-69 ini terasa lain dari biasanya, karena Kementerian Agama yang notabene pakaian dinas hariannya adalah abu-abu, namun dalam pelaksanaan upacara kali ini menggunakan atasan putih dan bawahan hitam mirip seperti pertama kali Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo ditetapkan. Serta adanya penyematan dan pemakaian pin 5 nilai budaya kerja Kemenag oleh seluruh peserta upacara, hal ini selaras dengan tema yang diusung pada peringatan HAB ke-69 Kemenag yakni “Menegakkan Integritas, Profesionalias, Inovasi, Tanggung jawab dan Keteladanan sebagai Budaya Kerja Kementerian Agama”.
Upacara bendera dalam rangka peringatan HAB ke-69 Kemenag ini sukses atas dukungan dari Pasukan Pengibar Bendera Madrasah Aliyah negeri (MAN) 2 Semarang yang mengisi semua posisi petugas upacara, yang telah berlatih secara inten selama sepekan di Kanwil. Drs. H. Ahmadi, M.Ag Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah yang pada kesempatan itu bertindak sebagai pembina upacara menyampaikan sambutan dari Menteri Agama pada peringatan Hari Amal Bhakti ke-69 Kementerian Agama.
Dalam sambutannya Menteria Agama mengajak kepada seluruh jajaran Kementerian Agama agar senantiasa meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat dengan mengedepankan 5 (lima) nilai budaya kerja yang kita miliki. Nilai budaya kerja bukan hanya sekedar slogan akan tetapi harus bener-benar diimplementasikan sehingga membawa dampak bagi perubahan mental birokrasi dan mewarnai wajah organisasi Kementerian Agama secara menyeluruh.
Birokrasi Kementerian Agama harus siap menjalankan revolusi mental yang telah dicanangkan oleh kepala Negara, untuk itu perilaku dan budaya kerja yang tidak dikehendaki dan disukai masyarakat harus ditinggalkan, dalam melayani masyarakat jangan sekali-kali mempersulit hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan penyerahan hadiah-hadiah yang diraih oleh para siswa-siswi madrasah, para guru, pengawas dan pondok pesantren berprestasi tingkat provinsi, nasional bahkan internasional pada tahunn 2014 yang lalu. (gt)