Kenduri Merajut Kebersamaan, Refleksi Kontemplatif 39 Tahun Perjalanan MTsN Borobudur

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Magelang – Ratusan tumpeng mewarnai peringatan ke-39 tahun MTsN Borobudur. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam rangka memeriahkan peristiwa tersebut, mulai dari Gebyar Tumpengan, Semaan Al Quran 30 Juz dan Try Out Ujian Sekolah (US) Tingkat SD/MI yang dilaksanakan pada 27 s.d.  28 Maret 2017 di MTsN Borobudur.

Waka Urusan Kesiswaan Khayatul Maki menyampaikan bahwa Tema Peringatan ke-39 Tahun MTsN Borobudur tersebut mengambil tema Kenduri Merajut Kebersamaan. Ada 130 tumpeng yang dibuat oleh 911 siswa secara berkelompok, ditambah beberapa tumpeng yang dibuat oleh para Guru.

“Dalam budaya Jawa, Kenduri adalah salah satu kegiatan budaya yang mempunyai aspek dan dimensi yang sangat luas sekaligus indah. Kebersamaan, keakraban diformat dalam acara sedekahan dalam rangka acara keluarga atau dusun yang berkaitan dengan kelahiran, kematian, peringatan hari besar atau prosesi budaya kewilayahan. Sayangnya karena pergeseran budaya kegiatan budaya tersebut semakin berkurang, padahal nilai kulturalnya sangat indah dan efektif untuk kerekatan sosial,” katanya.

Menurut Khayatul Maki, MTsN Borobudur secara organisasi adalah lembaga pendidikan resmi, tetapi secara sosial sebetulnya adalah komunitas. Sebagai komunitas, MTsN Borobudur merupakan bagian kelompok masyarakat yang dinamis secara sosial. Ada dinamika hubungan antar anggota kelompok, sehingga tidak jarang ada sedikit gesekan, kerenggangan, serta kurangsinergi dalam berbagai aspek sehingga berpengaruh kepada kinerja lembaga.

“Kenduri adalah salah satu pendekatan pendekatan kultural dalam rangka memperkokoh eksistensi MTsN Borobudur di tengah masyarakat. Tema peringatan yang didesain dengan Kenduri, melibatkan semua siswa, para guru, dan melibatkan para sesepuh, para alumni, tokoh masyarakat, dan warga sekitar,” lanjutnya.

Sementara itu Kepala MTsN Borobudur Tasimin, mengatakan bahwa perjalanan 39 tahun MTsN Borobudur menandakan bahwa madrasah sudah tua dan sepantasnya berada di garis terdepan untuk mewujudkan para lulusan yang cerdas, berprestasi dan Islami.

“Perjalanan 39 tahun madrasah ini harus dimaknai dengan membangun budaya belajar dan bekerja keras untuk meraih prestasi yang lebih baik. Dengan usia 39 tahun, menandakan madrasah kita sudah tua, itu artinya sudah saatnya kita berada di barisan depan,” kata Tasimin.

“Para siswa tidak boleh loyo terutama kelas 9 yang sebentar lagi akan mengikuti UNBK. Dengan tema “Kenduri Merajut Kebersaman”, semoga seluruh komponen yang ada di MTs Negeri Borobudur bisa lebih bersatu dan bekerjasama dalam mewujudkan visi madrasah yaitu Cerdas – Berprestasi – Islami,” lanjutnya.

Menurut Badar, mantan guru MTsN Borobudur, perjalanan panjang dimulai pada tahun 1963 saat itu adalah MTs Maarif, tahun 1968 berubah menjadi PGAN Filial PGAN Magelang, tahun 1969 berubah menjadi PGAN 4 Tahun Borobudur, dan baru pada tahun 1978 menjadi MTsN Borobudur.

Kegiatan Semaan Al Quran 30 Juz dilaksanakan pada Minggu, (26/3/2017), menjelang Magrib hingga sebelum Subuh dengan bacaan 29 Juz yang dihadiri oleh Dewan Guru serta santri boarding. Puncaknya, Senin, (27/3/2017), diisi dengan ceramah yang dibawakan oleh para siswa, pembacaan Al Quran Juz 30, dan doa bersama.

Try Out US SD/MI 2017 dilaksanakan pada Selasa (28/3/2017), yang akan diikuti oleh 750 siswa SD/MI dimeriahkan oleh tari, musikalisasi puisi, teater, band serta pembagian doorprize dengan hadiah utama sepeda gunung. (bambang-m45k)