Abdul Djamil : Jemaah Butuh Pelayanan, Bimbingan dan Perlindungan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Abdul Djamil, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DI. Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang, dan Kepala Bidang PHU Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah hadir bersama di Asrama Haji Donohudan Boyolali dalam Pembukaan Pelatihan Terintegrasi Calon Petugas Haji Yang Mendampingi Jemaah Haji (TPHI-TPIHI-TKHI) Embarkasi Solo Tahun 1437 H / 2016 M, Rabu (25/05).

Menurut Noor Badi, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, kegiatan ini diikuti oleh 370 orang calon petugas terdiri atas, TPHI, TPIHI, Paramedis, dan Dokter. Pelatihan akan diselenggarakan selama 10 hari yang dimulai pada malam hari ini (25/5) hingga tanggal 3 Juni 2016 mendatang. “Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan agenda yang sangat padat dimulai sebelum subuh hingga larut malam. Seluruh peserta harus mengikuti seluruh kegiatan. Jika meninggalkan kegiatan lebih dari 8 jam maka akan dinyatakan gugur,” kata Noor Badi.

Dihadapan 370 calon petugas yang mengikuti pelatihan tersebut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahmadi menyampaikan sambutan selamat datang. Menurutnya, kegiatan ini merupakan awal pengabdian dan berkhidmat untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para jemaah haji khususnya jemaah haji Embarkasi Solo. “Kita niatkan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para jemaah haji,” ajak Ahmadi. Untuk itu, harapnya, agar para peserta bisa mengambil hikmah dari acara ini sehingga bisa mengimplementasikan dalam pelaksanaan tugas yang akan datang. “Saya berharap dalam kesalahan ini pula diperbanyak materi problem solving sehingga para petugas bisa memperoleh gambaran,” lanjutnya.

Sementara itu, Diektur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan pelatihan terbesar karena akan melayani jemaah sebanyak 74 kloter. Menurutnya, penyelenggaraan ibadah haji merupakan perhelatan kolosal yang tidak ada duanya. Penyelenggaraan haji ini mengorganisir ribuan orang dengan komposisi yang heterogen dan berada di negeri orang. “Ini merupakan pekerjaan yang sangat berat. Untuk itu dibutuhkan niat yang kuat, keikhlasan, dan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah,” jelas Abdul Djamil.

Sukses dan tidaknya perjalanan dan penyelenggaraan ibadah haji dalam satu kloter bergantung pada kinerja 5 orang petugas yang mendampingi jemaah. “Petugas dituntut untuk bisa menyelesaikan permasalahan jemaah mulai dari masalah teknis maupun permasalahan lainnya,” tambahnya.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya komposisi jemaah sangat heterogen sehingga tidak sedikit jemaah yang belum berpengalaman naik pesawat, ataupun bepergian ke luar negeri ataupun bersentuhan langsung dengan fasilitas umum yang menggunakan teknologi modern. “Jemaah kita butuh dilayani, dibimbing, dan dilindungi,” tandasnya.

Pelayanan ini erat kaitannya dengan kebutuhan jemaah mulai dari dokumen, akomodasi, konsumsi, dan transportasi. Bimbingan diberikan khususnya dalam pelayanan ibadah yang membutuhkan proses dan waktu yang relatif lama agar bisa dilaksanakan sesuai syariat. Sedangkan perlindungan dimaksud berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan jemaah dalam beribadah. “Lindungi jemaah kita. Seumur-umur baru sekali ke luar negeri langsung dalam waktu yang lama dengan bahasa, budaya, dan iklim yang berbeda,” pintanya.

Dicontohkan pentingnya pemahaman paspor bagi jemaah sebagai dokumen terpenting ketika berada di luar negeri sehingga harus benar-benar dikontrol keberadaannya.

Mengakhiri, Dirjen PHU menyampaikan bahwa saat ini sedang proses pelunasan yang sudah mencapai lebih dari 50%. Dia berharap proses pelunasan ini bisa berjalan lancar. Paspor jemaah kloter awal agar segera diusulkan untuk penerbitan visa agar pada saat tiba waktu berangkat tidak ada lagi yang tertunda karena belum terbit visa. (fat/gt)