081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Ahmad Hidayatullah : Guru Harus Latih Siswa Hadapi Era Revolusi Industri 4.0

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri –  Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah  Kemenag RI, H. Ahmad Hidayatullah hadir menjadi pembicara dalam kegiatan  pelatihan yang diselenggarakan di gedung PGRI Wonogiri, Kamis (8/11) yang di ikuti para guru sekolah dan madrasah yang menjadi pilot project Tanoto Foundation.

Pelatihan tersebut melatih mendekatkan pembelajaran pada Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan refleksi serta menggunakan pendekatan higher order thinking skills  atau kemampuan berfikir kritis.

Kasubdit menyampaikan bahwa setelah seharian beliau mengamati pelatihan dan datang langsung ke Madrasah, apa yang dilakukan oleh PINTAR Tanoto Foundation sudah sesuai dengan kebutuhan guru dalam mendidik siswa untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Tantangan yang dibutuhkan oleh siswa untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 sangat ketat. Sehingga sangat diperlukan revolusi dalam pembelajaran. PINTAR sudah mulai melakukannya. Saya lihat tadi ketika seorang fasilitator mengajarkan satu komponen pelatihan yaitu membuat pertanyaan dan lembar kerja tingkat tinggi,” kata salah satu pendiri Insan Cendekia tersebut.

Menurutnya pembelajaran bukan hanya melakukan transfer pengetahuan, tetapi lebih daripada itu, guru harus menciptakan lingkungan belajar agar anak mampu belajar secara optimal dan anak menjadi seorang pembelajar. Guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Karena lingkungan zaman industri 4.0 ini sumber belajar sudah ada dimana-mana.

“Era Revolusi Industri 4.0 membutuhkan revolusi pembelajaran untuk menghadapinya. Revolusi pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan 5 fase-fase pembelajaran kepada siswa,” ungkapnya.

 “Jadi sangat tepat, bila Program PINTAR Tanoto  Foudation meletakkan program pengembangan pembelajaran berdasarkan pada kemampuan berfikir tingkat tinggi. Karena dari situ fase tertinggi menciptakan daya kreasi bisa dibentuk dan dibiasakan secara bertahap,” apresiasi dari Kasubdit.

Pelatihan praktik baik pada gelombang ke 4 ini dilakukan untuk mitra SMP dan MTS sejumlah 8 sekolah yang berasal dari kecamatan Wonogiri dan Pracimantoro. Kegiatan di Gedung PGRI tersebut, diikuti oleh peserta yang berasal dari guru 5 mata pelajaran yaitu IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. (mursyid/heri/Anang/rf)

 

Skip to content