Temanggung – Dalam rangka menambah ilmu wawasan keagamaan pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, diselenggarakan kegiatan pengajian perdana. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Selasa (4/10).
Pengajian ini sebelum pandemi Covid 19 sudah berjalan secara rutin setiap Senin pagi. Dan setelah pandemi semakin mereda maka kegiatan pengajian dilaksanakan lagi secara rutin namun berubah setiap hari Selasa pagi dengan diikuti ASN Kemenag Kabupaten Temanggung bawah atap.
Pemateri pengajian ini seraca bergiliran mulai dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Kasubbag TU, Kasi dan Penyelenggara sampai para penyuluh agama fungsional di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung.
Kegiatan pengajian perdana diisi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, H. Ahmad Muhdzir. Dalam pembukaannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung menyampaikan bahwa “kegiatan pengajian ini bertujuan untuk menambah ilmu wawasan keagamaan para peserta pengajian, dengan harapan Ilmu-ilmu yang mereka dapatkan bisa dijalankan setidaknya untuk diri sendiri maupun dilaksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat.”
Materi dalam pengajian ini Kepala kantor menyampaikan QS. Al Asr dimana dalam surat tersebut menyebutkan demi waktu, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Dalam surat tersebut diatur bagaimana kita semua bisa belajar, disamping itu kegiatan pengajian rutin ini agar melaksanakan perintah Allah. Selanjutnya H. Ahmad Muhdzir menambahkan supaya waktu yang diberikan Allah, karena hidup kita di dunia ini tidak lama, sehingga sesunggungnya manusia itu dalam kerugian, waktu yang sebentar kita bisa jadi rugi kecuali jika kita beriman, menyakini bahwa apa yang diberikan kepada kita adalah pemberian Allah SWT.
Aturan-aturan Allah yang diberikan kepada kita harus kita yakini, tidak ada satu helai daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Allah, tidak ada satu debu yang terbang tanpa sepengetahuan Allah SWT, apalagi yang terkait dengan diri kita.
“Karena waktunya sempit dan tidak ingin merugi, maka kita harus beriman, maka ayolah kita juga beramal sholeh (berbuat yang baik), bukan hanya sholat puasa zakat, tapi semua perbuatan kita dimana kita mendapatkan kebaikan, baik untuk diri kita atau orang lain sesuai aturan yang ada, tidak menyakiti orang lain. Cukupkah itu ? jawabnya tidak ! karena kita manusia, bukan Nabi atau Rasul, dimana kita memiliki kesalahan, maka diperlukan yang ke tiga yaitu diperlukan : saling berwasiat saling menasehati dalam kebenatan dan kesabaran, karena kita makhluk yang lemah, tidak akan bisa baik seterusnya,” urainya.
Mari kita lihat pada diri kita, bagian tubuh kita Wa tawa saw bil haqqi Wa tawa saw bis sabr. kita memiliki telinga, mulut, artinya kita harus lebih banyak mendengar daripada hanya banyak berbicara, tidak mungkin tawa saw bil haqqi akan berjalan jika kitanya banyak menggunakan mulut untuk bicara. Tetapi kita harus jalan keduanya, baik mulut dan telinga. saya berbicara seperti ini bukan hanya menasehati semua, tapi ini juga menasehati saya pribadi. “Sesuai dengan firman Allah “Kabura maqtan ‘indallahi an taquluu luu maa laa taf’alun” , amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Oleh karena itu Wa tawa saw bil haqqi Wa tawa saw bisl sabr harus berjalan keduanya dan perlunya ada pengajian di Selasa pagi ini untuk saling mengingatkan,“ pungkasnya.(sr/rf)