Surakarta – Untuk kesekian kalinya, MA Al-Islam Jamsaren Surakarta melaksanakan kegiatan rutin outingclass. Khusus untuk tahun ini, tidak tanggung-tanggung tiga tempat bersejarah mereka kunjungi secara maraton; Perusahaan Koran Solopos, Museum Keris, dan yang terakhir di Museum Sangiran, pada Selasa (22/1) kemarin. Kegiatan ini, menurut Syafii MM, Kamad MA Al Islam Jamsaren Surakarta dalam rilisnya, diikuti oleh 8 guru pembimbing dan 69 siswa siswi kelas X.
Kunjungan pertama di Solopos, koran yang masih eksis di Kota Bengawan. Pada kesempatan itu, para siswa diajak untuk melihat secara dekat proses pembuatan berita hingga memasuki mesin cetak. Selain itu, siswa juga menyaksikan secara langsung pembuatan media online serta siaran radio di Solopos FM.
Selesai dari Solopos, para siswa diajak belajar menuju Museum Keris. Di sini siswa belajar tentang sejarah perkerisan, mulai dari pembuatan hingga penyebaran keris dari daerah ke daerah lain sebagaimana telah mereka pelajari di kelas. Obyek terakhir yang mereka kunjungi adalah tempat paling bersejarah peradaban manusia purba yang telah mendunia yaitu; Museum Sangiran.
Dengan melihat secara langsung, para siswa dapat mengetahui banyak tentang perkembangan manusia sejak jaman purba, dengan sisa-sisa fosil- fosil binatang maupun manusia purba yang hidup pada jutaan tahun lalu.
Khoirul Masyhur, Wakamad kesiswaan dan salah satu panitia mengatakan bahwa kegiatan outing class ini diadakan setiap tahun dengan tempat yang berbeda-beda. Tujuannya agar para anak didik lebih antusias untuk mengikuti kegiatan. Diantaranya, rajin menggali informasi secara berkelompok, mencatat, dan mendokumentasi tempat-tempat bersejarah itu dengan cara mengambil gambar untuk dibuat laporan.
“Laporan kunjungan dibuat secara individu untuk penilaian kinerja pelajaran sejarah dan bahasa indonesia,” ujar Khoirul yang menjabat sebagai Wakamad kesiswaan.
Salah satu peserta, Farida Aulia menganggap bahwa kegiatan ini sangat seru karena dapat menambah wawasan siswa serta untuk refreshing bagi yang bosan menuntut ilmu di dalam kelas.
“Di museum belajarnya tidak hanya mendengar sejarahnya. Tetapi, juga sekaligus melihat fisik bendanya secara langsung sehingga nggak bosenin . Lalu di solopos kami dapat mengetahui proses mencari, mencetak, dan mempertahankan eksistensi koran agar tetap mengikuti perkembangan zaman.” ungkap siswa enerjik yang baru duduk di kelas X IPA ini.(syafi’i_rma/wul)