Budaya Kerja Kemenag Kembalikan Guru Pada Marwahnya

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar  – Budaya kerja itu dipengaruhi oleh lingkungan dan zamannya. Kita yang bekerja di satu gerbong birokrasi pernah mengalami budaya kerja yang berbeda-beda, dimana hal yang tadinya tidak baik menjadi baik atau bahkan sebaliknya, yang baik menjadi tidak baik. 

Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad dalam seminar tenaga kependidikan agama Katolik di hotel taman sari, (27/05). Acara yang diadakan oleh penyelenggara katolik ini diikuti sekitar 40 orang guru agama Katolik baik PNS maupun non-PNS se-Kabupaten Karanganyar. 

Lebih lanjut Kepala Kantor mengatakan bahwa budaya kerja yang dimaksud adalah nilai-nilai atau karakter dari suatu komunitas/instansi yang dicerminkan dari aktivitas para pegawainya. “Dulu, guru pernah memiliki budaya kerja yang saat ini akan dikembalikan lagi, yaitu kerja-kerja-kerja. Dimana  guru sudah tidak memikirkan nasibnya sendiri, melainkan memikirkan nasib anak didiknya,” ucap Kepala Kantor.

“Kita punya cerita banyak guru yang dengan rela membiayai muridnya, membelikan sepatu, tas dan buku dari kantongnya sendiri yang saat itu gajinya belum seberapa. Pada saat itu sosok guru memiliki otoritas yang luar biasa dan begitu berkharisma sehingga disejajarkan dengan emas. Pernah ada budaya kerja di guru seperti itu, dan nampaknya budaya guru seperti itu sudah hilang,” lanjutnya

“Setelah itu kita mengalami pergeseran budaya sebagai akibat dari budaya kerja yang tidak dilaksanakan dengan baik. Sehingga terjadi ketidak efisienan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan lambat dan terjadi korupsi, kolusi serta nepotisme dimana-mana. Atas hal itulah kemudian semua unsur di Kementerian Agama baik dari Menteri, Sekjen, Dirjen, Kepala Kantor hingga pegawainya sepakat untuk mengidupkan 5 nilai budaya kerja dalam setiap aktivitasnya,” imbuhnya.

Ada lima nilai budaya kerja yang senantiasa disampaikan kepada seluruh unsur di Kementerian Agama, Integritas, Profesionalitas,  Inovasi, Tanggung jawab dan Keteladanan. 

Selain Kepala Kantor yang menjadi narasumber, pada kegiatan seminar sehari ini ada DR. Dyah Sulistyowati yang turut membagi ilmu pada 40 guru agama Katolik. Dalam sesinya, pembicara nasional asli Kabupaten Karanganyar ini menjelaskan secara komprehensif tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Katolik. (Hd/gt)