Cerita Jemaah Haji Embarkasi Solo, Kesetiaan Pasiran Dampingi Istri yang Tuna Netra

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (Humas) – Kesetiaan Pasiran (75) terhadap istrinya Kasni (65) patut dicontoh. Pasangan jemaah haji lansia ini berasal dari Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak. Mereka tergabung dalam kloter 66 Embarkasi Solo (SOC-66).

Kesetiaan Pasiran ditunjukkan dengan selalu mendampingi istrinya yang tidak bisa melihat.  Dari kedatangan kloter 66 di Gedung Jeddah, mengantarnya ke kamar, makan di asrama dan hingga keberangkatan dari Gedung Muzdalifah, Pasiran selalu mendampingi Kasni.

Pasiran berkisah, tepatnya sejak empat tahun silam, Kasni mulai tidak bisa melihat karena saraf matanya sudah mati. Apabila dioperasi, maka kemungkinan sembuh sangat kecil. “Saya terima saja kondisinya sudah seperti ini,” kata Pasiran pasrah.

Namun kondisi demikian tidak lantas Kasni terpuruk. Ia tetap beraktivitas seperti biasa. “Walau tidak bisa melihat, istri saya tetap nyuci baju, nyuci piring sampai salat jemaah di musala. Dia tidak bisa diam,” kata Pasiran yang mengantar Kasni untuk istirahat di kamar asrama Haji Donohudan, Rabu (29/5/2024).

Pasiran bersama Kasni mendaftar haji pada tahun 2012. Uang dari menjual sepetak sawah dan digunakan untuk mendaftar haji. Hingga kini, walaupun sudah usia 75 tahun, Pasiran masih tetap mengelola sawah. Hasilnya ia jual atau ia konsumsi sendiri.

“Sebelum saya berangkat, saya tata dulu sawah dan kebutuhan rumah, seperti beras dan bawang merah untuk anak-anak,” kata Pasiran.

Pasiran berharap, setibanya di tanah suci, istrinya Kasni mendapatkan keajaiban sehingga bisa melihat lagi. “Orang-orang mendoakan, semoga dengan air zam-zam istri saya bisa melihat lagi,” harapnya. – iq/at