Purwokerto – “ Penyuluh harus dapat memanfaatkan media sosial untuk memasifkan pesan-pesan dakwah.” Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten banyumas H. Aziz Muslim saat memberikan materi di acara Pelatihan Digital Bagi Penyuluh Agama Islam Kabupaten Banyumas di Aula Al ikhlas, Senin (14/11) .
Kegiatan yang bertema Optimalisasi Penyuluhan Melalui Media Sosial Dengan Penguasaan Teknologi Digital diikuti 75 Penyuluh Agama Honorer dari 27 kecamatan se Kabupaten Banyumas.
Tampak hadir dalam kegiatan tersbut Kakan Kemenag Kabupaten Banyumas H.Aziz Muslim selaku pemateri, didampingi Kasi Bimas Islam dan Penyuluh Agama Fungsional .
Dalam sambutannya Kakan Kemenag menekankan bahwa program ini sangat penting, relevan dan strategis. Penyuluh harus meningkatkan kemampuannya dalam hal dakwah terutama dibidang digital. Dai harus kontemporer, materi juga harus kontemporer, menggunakan media yang kontemporer, seperti medsos karena sudah menjadi eranya.
” Manfaatkan media sosial untuk memasifkan pesan pesan dakwah. Dakwah harus membawa 3 atsar Pertama dakwah harus menghibur, memiliki rasa yang menarik. Dan menguasai paltform media sosial yang tersedia semisal menggunakan tiktok. Yang kedua akomodatif , mampu mengakomodir semua kepentingan, dan mambu menjawab semua tantangan di masyarakat. Memaksimalkan budaya dan kearifan lokal, tidak frontal dan mngandung unsur kebencian. Yang ketiga behavioural, dari akun tersebut mampu menciptakan komunitas dan lingkungan yang baik. lingkungan yang positif dan membawa pengaruh perubahan yang mendasar pada nilai nilai positif dimasyarakat,” terangnya.
Selanjutnya Kakan Kemenag berharap pelatihan ini akan menghasilkan RTL (Rencana Tindak Lanjut) dari penyuluh untuk semua , mampu membuat aplikasi aplikasi bahan dakwah di medsos. Diharapkan penyuluh lebih berintegritas dalam pelaksanaan tugas.
“ Menurut saya apa yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kemenag tadi memang sudah harus dikuasai dan dipahami oleh kami penyuluh yang ada di lapangan. Selama ini memang kami masih menggunakan secara konvensional, meskipun kadangkala sudah menggunakan media sosial akan tetapi belum secara keseluruhan,” tutur Ita , salah satu peserta .
“ Harapan kami kedepannya ada pelatihan khusus yang fokus pada pengelolaan media sosial baik secar teknis, teknik dan bahasa yang mudah untuk dipahami masyarakat awam,” ujarnya lebih lanjut.(yud/rf)