Wonogiri – Dengan berbekal keuletan dan tekat yang kuat dan tulus seorang Paiman Karso Wiyono (70 th) atau yang akrab di panggil Pak Man Es beserta sang istri mampu menunaikan rukun Islam yang ke-5 yaitu m Menunaikan Ibadah haji ke Tanah Suci tahun 1438 H / 2017 M.
H. Paiman yang tergabung dalam kloter 35 SOC senin pagi kemarin kembali menginjakkan kaki di bumi kelahirannya Wonogiri, selama puluhan tahun Pak Man Es menabung hasil berjualan es keliling, mulai memikul dagangannya, ganti gerobag dorong sampai terakhir mnggunakan sepeda motor. Yang bersangkutan belamat di Keloran, Selogiri, Wonogiri.
Di temui di kediamannya di kaki bukit keloran Selogiri, Senin (25/09), Pak H. Paiman Karso Wiyono di dampingi istri menyampaikan dengan suara lirih dan agak haru, sangat bersyukur bisa menunaikan ibadah haji dan alhamdulillah di lalui dengan lancar dan sehat.
Menurut H. Paiman yang sejak usia 1 tahun di tinggal bapaknya menjadi anak yatim menceritakan perjalanan spiritualnya di tanah suci mulai pertama kali melihat ka’bah dia menangis sampai melempar jamarot yang bisa di lakukan sendiri.
Bapak dari 4 putra tersebut tergolong orang yang ulet karena di samping membiayai pendidikan putrannya dan berhasil semua masih menyisihkan untuk menabung untuk berangkat haji. Dia juga memuji kinerja Kementerian Agama dengan petugasnya yang selalu melayani jamaah haji dengan sangat baik.
Sedangkan menurut Ka. Kankemenag Wonogiri Drs. H. Subadi, MSI mengatakan bahwa Ibadah haji sejatinya adalah panggilan. Tidak peduli seseorang kaya atau miskin. Saat panggilan itu tiba, semua akan terjadi.
“Menunaikan Ibadah haji ke Tanah Suci merupakan satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim. Namun untuk rukun Islam kelima itu, tidak semua muslim berkesempatan melaksanakannya,” terang Subadi.
Selain itu menurut H. Subadi ukuran ibadah haji adalah bukan karena kekayaan, jika demikian maka seluruh orang kaya sudah melaksanakan rukun Islam ke lima ini, faktanya banyak orang kaya yang belum menunaikan haji tetapi tidak sedikit orang yang kurang kaya yang sudah berangkat haji.
Keteguhan niat ini perlu dimiliki oleh seluruh orang yang akan menjalankan ibadah haji karena menurut Ka. Kankemenag, ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang memiliki keistemewaan dan kekhususan tersendiri yakni ibadah yang di wajibkan sekali seumur hidup bagi setiap muslim dan muslimat yang mampu dan memenuhi segala persyaratan.
“Rukun Islam yang kelima ini memang istimewa. Ibadah haji bukan sekedar hitungan matematika, dengan kalkulasi ongkos naik haji jutaan, sehingga tidak jaminan yang kaya bisa berangkat seperti yang dialami Bapak H. Paiman,” imbuh Ka. Kankemenag.(Mursyid_Heri/Wul)