Dialog Keurukunan Bersama Guru Sekolah Minggu, Kakanwil Analogikan Moderasi Beragama Seperti Pohon yang Kokoh

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta (Humas)- Bimas Kristen Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menggelar Kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama dan Pembinaan Moderasi Beragama Tahun 2023, di Hotel Loji Solo, Jumat (24/2). Diikuti oleh perwakilan Guru Sekolah Minggu pada Gereja-gereja yang ada di Jawa Tengah yang seluruhnya berjumlah 100 (seratus) orang.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi Guru Sekolah Minggu, membangun pemahaman toleransi dan kerukunan umat beragama, menyegarkan kembali semangat pelayanan, spiritualitas dan sikap mental yang tangguhserta memupuk persatuan dan kesatuan, jiwa dan semangat kebersamaan dari berbagai denominasi gereja dan daerah dengan kekhasan masing-masing.

“Di Indonesia terdapat 6 (enam) agama, inilah realitas keberagaman umat beragama yang tentunya menimbulkan perbedaan. Untuk itu diperlukan penguatan kerukunan umat beragama”, tutur Pembimas Kristen Provinsi Jawa Tengah Siswo Martono dalam penyampaiannya sebagai Ketua Panitia kegiatan.

Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad membuka kegiatan dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kakanwil juga memberikan pembinaan kepada Guru Sekolah Minggu dengan materi penguatan moderasi beragama melalui Gerakan Merah Marun (Menyemai Ramah Masyarakat Rukun).

“Moderasi beragama lahir sejak agama turun, tujuan beragama bukan untuk mendapatkan kekuasaan dan bukan untuk menimbulkan konflik antar sesama umat beragama. Seperti pohon yang kokoh, agama memiliki akar sebagai dimensi, batang pohon yang kokoh disebut moderasi dan memunculkan 4 (empat) dahan yang menjadi indikator moderasi beragama. Jika semua bagian pohon itu kuat maka akan menghasilkan buah yang harmoni,” ungkap Kakanwil.

Dimensi agama yang dianalogikan sebagai akar antara lain dimensi Ketuhanan, dimensi Hukum dan dimensi Perilaku yang memunculkan sikap moderat. Moderat tidak sama dengan modern, tetapi moderat itu berarti berada di tengah-tengah. Demikian batang pohon yang kokoh menghasilkan empat dahan sebagai indikator moderasi beragama. Indikator tersebut antara lain, 1) Komitmen kebangsaan, 2) Toleransi, 3) Anti Kekerasan, dan 4) Adaptif terhadap kearifan lokal serta menghargai adat istiadat budaya di Indonesia.

Kakanwil menekankan kembali apabila pohon yang memiliki akar yang utuh dan batang yang kokoh akan memunculkan dahan-dahan dengan menghasilkan buah-buah kerukunan yang harmoni. (ka/rm/ss/ps/rf)