Wonosobo – Menjadi salah satu Kabupaten yang menyandang predikat tingkat toleransi umat beragama yang tinggi di Indonesia, Kabupaten Wonosobo menjadi contoh wujud moderasi beragama sebagai solusi mempersatukan keberagaman menjadi keharmonisan.
Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag RI Waryono Abdul Ghafur, saat hadir di Wonosobo sekaligus mengisi kegiatan sarasehan sekaligus penguatan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Forum Komunikasi Diniyak Takmiliyah (FKDT) dan Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al Quran (Badqo LPQ) Kab. Wonosobo, yang di helat di Pendopo Bupati pada hari Sabtu (5/6) sinergi Kankemenag Kab. Wonosobo melalui Seksi PD. Pontren bersama Pemkab Wonosobo.
Hal lain Waryono katakan, moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kemajemukan, dengan menerapkan esensi ajaran agama dengan mengedepankan nilai kemanusiaan, membangun kemaslahatan, dan mentaati aturan atau konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Moderasi beragama merupakan perwujudan atau pengamalan Pancasila yakni sila ke lima Ketuhanan Yang Maha Esa. Waryono katakan merawat Al Quran Textualnya mudah dilakukan, namun untuk menjadi orang yang ber-Al Quran adalah perkara yang susah, “mempelajari Al Quran itu mudah jika hanya dari tekstualnya saja. Namun untuk menerapkan apa yang terkandung dalam Al Quran tersebut, butuh keyakinan yang matang dan itu susah bagi yang tidak bersungguh-sungguh,” katanya.
Ia berpesan keberadaan lembaga pendidikan dan organisasi kelembagaan dapat memaksimalkan perannya dalam edukasi keagamaan, serta ia berpesan agar ada tindak lanjut atas lembaga yang sudah tidak aktif atau tidak beroperasi dengan penutupan izin operasional berdasarkan verifikasi lapangan.
Di akhir acara ia juga mengatakan keberadaan Ponpes didukung dengan adanya undang-undang nomor 18 tahun 2018 tentang pondok pesantren. Dan sebagai bentuk perhatian kementerian Agama atas keberadaan Ponpes, Kementerian telah bersinergi dengan lembaga lain diantaranya yakni PUPR, Kemenkes, Kementerian Tenaga Kerja,
“untuk wonosobo ada beberapa pesantren yang realisasi sanitasi, saat ini ada bantuan dan program 6500 sanitasi, dan juga ada program rusunawa untuk ponpes, juga ada konsen ke pesanteren. Kemenag akan fasilitasi madarasah kejuruan pesantren vokasi,” tandasnya.
Selain Dirjen PD Pontren Kemenag RI, Sarasehan tersebut juga dihadiri oleh Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid, Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar, Komisi E DRRD Provinsi Jawa Tengah Ahmad Fadlun, Ketua MUI Wonosobo Mukhotob Hamzah, Plt Kasi PD Pontren Kankmenag Wonosobo Imron Awaludin, Bagian Kesra, Disdikpora Kab. Wonosobo, Tokoh Agama dan perwakilan jajaran pengurus FKPP, FKDT dan Badko LPQ Wonosobo.
Dalam sambutannya, Kakankmenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid, menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran Dirjen PD Pontren Kemenag RI dan ucapan terimakasih atas kesediaan Pemkab Wonosobo fasilitasi tempat penyelenggaraan sarasehan, “semoga arahan dan penguatan yang disampaikan oleh Dirjen dapat diserap oleh seluruh peserta yang hadir. Dan diharapkan dengan adanya kerjasama yang baik antar Kemenag dengan Pemkab Wonosobo dapat terjalin dengan baik dan mendorong kemajuan dalam hal ini bidang keagamaan di Kabupaten Wonosobo,” pungkasnya. Ps-ws