Ungaran – Sebelum pandemi covid-19 melanda, program unggulan keagamaan di SMAN 1 Ambarawa yakni ekstra kurikuler Tahfidz, dilaksanakan setiap hari Jum’at setelah KBM sampai hari Sabtu pagi jam 10.00 WIB. Kegiatan rutin ekstra kurikuler Tahfidz yang diikuti sekitar 50 siwa ini diawali dengan pembacaan surat Al Kahfi , Al Waqiah, Al Mulk dan surat Yasin secara bersama-sama. Baru setelah selesai jamaah salat Maghrib, kegiatan dilanjutkan dengan murojaah dan tadarus Bin Nadhar secara bergantian. Lalu mulai pukul 20.00 sampai 22.00 WIB, kegiatan diisi dengan kajian keagamaan seperti fiqih, nahwu shorof dan tafsir Alqur’an dengan pemateri yang berbeda. Jam 02.00 WIB salat tahajud bersama. Bakda Subuh setoran hafalan, jam 08.00 WIB salat dhuha dan jam 09.00 WIB baru dilaksanakan kegiatan penutupan. Namun kini setelah pademi mengglobal melanda dunia, seluruh tatanan kehidupan tak terkecuali kegiatan pembelajaran dan ektrakurikuler sekolah, mau tidak mau harus dilaksanakan secara daring dari rumah masing-masing dengan teknis yang berbeda dari sebelumnya. Kondisi inilah yang kemudian membuat seluruh jadwal kegiatan diubah menyesuaikan situasi dan kondisi terkini.
Demikian diungkapkan oleh Pengawas PAI Kankemenag Kab.Semarang, Nur Solichah saat ditanya seputar praktik pembelajaran keagamaan di SMA binaan selama pandemi melalui sambungan telephon, Sabtu (7/8).
Nur Solichah menginformasikan bahwa saat ini, kegiatan ekstra kurikuler untuk program tahfidz di SMAN 1 Ambarawa dilaksanakan secara online. Setoran hafalan dilaksanakan dengan video call WhatsApp dan khataman dilaksanakan setiap seminggu sekali juga secara online.
“Tahun ini program tahfidz di SMAN 1 Ambarawa memasuki tahun ke-5. Program yang mulanya dirintis oleh guru PAI bapak Syaiful Bahri Zein ini sepenuhnya didukung oleh kepala sekolah, komite, orang tua wali, guru-guru dan juga kami selaku pegawas sekolah mapel PAI. Semoga ke depan program kegiatan seperti ini semakin diminati dalam upaya membumikan nilai-nilai Alqur’an pada siswa ditengah kondisi anak mengahadapi benturan teknologi digital dan gaya milenial,” terangnya.
Lebih lanjut Nur Solichah menginformasikan bahwa salah satu anak yang telah berhasil menghafalkan dan lulus di tahun 2021 ini bernama ananda Hernika. Ia telah hafal 8 juz selama 3 tahun megenyam pendidikan di bangku SMA. Kabarnya, saat ini dirinya masih meneruskan tahfidznya di tempat yang berbeda karena sudah menjadi mahasiswa.
“Selalu kami tekankan dalam pembinaan GPAI bahwa kita jangan sampai menyerah dengan keadaan. Karena tugas nyata seorang guru tak lain adalah menanamkan pendidikan karakter pada siswa dalam rangka mewujudkan generasi penerus yang agamis dan toleran” pungkasnya. (shl/bd)