Wonogiri – Pendidikan agama Islam dipandang masyarakat begitu penting dalam mengatasi persoalan degradasi moral, merosotnya akhlakul karimah, krisisnya budi pekerti akibat salah pergaulan dan pengaruh negatif luar.
Kementerian Agama Republik Indonesia melakukan Visiting Teacher ke sejumlah sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Wonogiri. Kunjungan ini merupakan bagian dari pengembangan atas Revisi Kurikulum K13 bagi guru Pendidikan Agama Islam yang berada di sekolah daerah tertinggal.
Hal tersebut di sampaika Ka. Kankemenag kab. Wonogiri, H. Subadi ketika memberikan sambutan dan membuka kegiatan Bimtek Program Visiting Teacher GPAI Implementasi Kurikulum 2013, Jum’at Pagi (30/11) di Aula Kankemenag Wonogiri yang di ikuti GPAI SMK se kabupaten Wonogiri dan di hadiri tim Kemenag RI.
Di hadapan para guru PAI SMKA beliau menyampaikan bahwa kondisi pendidikan saat ini terutama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berada di satuan pendidikan tingkat menengah atas dan kejuruan sebagaimana perubahan kurikulum saat ini metode dalam mengajar tidak menggunakan lagi sebagai penceramah namun harus memiliki karakteristik sebagaimana daerah tersebut. Termasuk dalam memberikan materi-materi pokok senantiasa disesuaikan dengan karakter yang dimiliki.
“Sebagai guru agama tentunya harus memiliki kompetensi yang bagus tidak hanya penguasaan materi ajar namun dalam mendidik kaitannya dengan karakter anak itu mesti disertai dengan kemampuan yang modis yaitu moderat, inovatif dan inspiratif,” harap Subadi
Guna mendapatkan output yang baik, Menurut Ka. Kankemenag, perlu dipersiapkan model pembelajaran yang dimiliki seorang guru yang kreatif dan inovatif. Karena guru di dalam kelas itu sebagai fasilitator bagi siswa. Artinya, saat pelajaran berlangsung bagaimana menciptakan sebuah metode bahan ajar yang kreatif salah satunya dengan berbagai media baik itu gambar atau simulasi yang berkaitan dengan bahan ajar sehingga terkesan tidak membosankan. Inovatifnya guru senantiasa menciptakan hal yang baru dalam meningkatkan kompetensinya.(Mursyid/Heri/rf)