Guru agama ujung tombak kesuksesan kurikulum 2013

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Sistem pendidikan di Indonesia harus selalu menyesuaikan perubahan zaman, pengembangan kurikulum 2013 sudah melalui proses panjang dan ditelaah sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan dunia sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak tertinggal.

Bimtek kurikulum 2013 guru pendidikan agama Katolik berorientasi pada tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, ketrampilan dan pengetahuan disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan mengingat ending kurikulum 2013 adalah karakter.

Karena itu seorang tenaga kependidikan harus dapat memiliki dan menerapkan 6 kompetensi guru. Selain metodolgi pengajaran, sosial, kepribadian, profesional, leadership, termasuk kompetensi yang punya peranan penting pada moral adalah spiritual.

Demikian di sampaikan Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, Sulardi Paulinus dalam acara pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum 2013, Senin-Jumat, (01/09-04/09) di Wisma El Betel Karangpandan, Karanganyar. Yang ikuti oleh 40 peserta GPA Katolik se Kabupaten Wonogiri. Sebagai Nara sumber Safrudin (Kepala Kankemenag Kab.Wonogiri ), Sulardi Paulinus (Pembimas Kanwil) RM. Aloysius Dwi Prasetyo.Pr, Nurhadi Pujoko, Yuliana Setyaningsih, Andreas Suparto.

Menurut Sulardi bahwa salah satu tolak ukur keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah guru. Guru merupakan ujung tombak sukses tidaknya kurikulum 2013 yang digagas pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini.

Oleh karena itu diharapkan peserta mampu menerapkan metode-metode yang ada agar tercapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung nilai-nilai agama dan karakter bangsa. Serta untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam membantu dan membimbing peserta didik agar mampu memperteguh iman terhadap Tuhan sesuai ajaran Agama Katolik serta meningkatkan kompetensi.

Sedangkan menurut Gara Katolik Heru Kristomo tujuan dilaksanakan Bimtek ini selain untuk meningkatkan kualitas pemahaman Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) dalam melaksanakan TUSI nya juga demi meningkatnya pemahaman guru PAK tentang seluk beluk Kurikulum 2013 serta kemampuannya dalam menyusun RPP dan intrumen penilaian PAK berdasarkan Kurikulum 2013.

Peserta diharapkan terlibat secara langsung dalam penilaian otentik, mulai keaktifan dalam diskusi, sikap, kedisiplinan, kerapihan, keberanian mengeluarkan pendapat serta segala aktivitas yang dilakukan selama bimtek. Output kegiatan adalah mampu menciptakan guru-guru yang bisa melakukan perubahan dalam dirinya. Guru agama katholik dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai tanggung jawab yang diampu guru di sekolah masing-masing, tanggung jawab tersebut terutama pada proses pembelajaran dan penilaian peserta didik.

“Dalam konteks menyiapkan pelaksanaan kurikulum 2013, Bimtek ini tetap relevan tambahnya demi meningkatkan kemampuan para guru Pendidikan Agama Katolik dalam menyesuiakan diri dengan prosedur, metode, cara dan perilaku kerja yang responsif terhadap penerapan Kurikulum 2013,” tandas heru

Guru agama Katholik di harapkan agar lebih bisa diarahkan untuk mengimplementasikan teknik pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Teknik tersebut meliputi proses peserta didik melakukan pengamatan, bertanya, bereksperimen, mengumpulkan informasi (asosiasi), dan melakukan komunikasi. (Mursyid-Her)