Guru misil Kemenag tangkal faham radikalisme

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Sosialisasi penyusunan standar kinerja pegawai (SKP) dan penilaian kinerja guru (PKG) yang dihadiri oleh 225 guru DPK di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar dimanfaatkan betul oleh Musta’in Ahmad untuk menyampaikan gagasan dan pikirannya. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar ini banyak berbicara tentang peran strategis guru dalam mendidik generasi penerus agar terhindar dari radikalisme yang berujung pada perpecahan dan peperangan.

Hal tersebut sengaja disinggung oleh Musta’in mengingat maraknya pemberitaan tentang Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS) akhir-akhir ini, baik di media nasional maupun internasional. Terlebih, akibat yang ditimbulkan dari perselisihan yang berlanjut pada peperangan antar kelompok tersebut menimbulkan kehancuran yang luar biasa.

“Tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Agama adalah agar masyarakatnya beragama secara wasathon, beragama yang moderat, beragama yang tidak ekstrim ke kiri maupun ke kanan. Kita ingin mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama seperti tercantum dalam visi Kementerian Agama. Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin”, ucap Musta’in.

Banyaknya pemahaman agama yang berkembang di masyarakat memang menjadi salah satu tantangan Kementerian Agama, oleh karenanya Kakankemenag memberikan gambaran tentang beragama yang baik.

“Cara beragama kita adalah dengan tidak saling menyalahkan, tidak saling mengkafirkan, tidak saling membunuh dan berperang. Kita ingin beragama dengan damai, masih bisa melihat keturunan, masih bisa mantu, masih bisa pergi ke pasar, masih bisa berwisata, dan lain sebagainya. Itu semua dapat dicapai apabila kita dapat menahan diri, menjaga kerukunan dan memahami hakikat dari hidup beragama”, lanjutnya.

Musta’in juga berharap agar guru berperan dalam menyebarluaskan pemahaman agama yang diamanatkan oleh pemerintah dan menangkal pemahaman agama yang radikal. “Jangan biarkan anak-anak dan generasi penerus kita menjadi korban peperangan seperti yang kini terjadi di Suriah dan Iraq. Dengan memberikan keteladanan dan pendidikan karakter yang baik pada anak didik, Insya Allah Indonesia akan selalu damai dan sejahtera”, katanya.

Islam yang ada di Indonesia sebenarnya dapat dijadikan contoh oleh negara-negara berpenduduk muslim lainnya di dunia. Karena Islam yang ada disini senantiasa rukun dan damai, jarang terjadi peperangan dan perpecahan seperti dibelahan bumi lainnya. Indonesia pun memiliki banyak ulama yang dijadikan rujukan oleh orang Islam dari negara lain, sebut saja Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syekh Nawawi Al Bantani dan lain sebagainya. Untuk menyebarluaskan ajaran Agama Islam khas Indonesia yang damai dan rukun, pemerintah saat ini sedang merintis Perguruan TInggi Islam Internasional. (Hadi)