Wonosobo (Humas) – Rapat Koordinasi dan Evaluasi Implementasi Program Realizing Education’s Promise and Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) ditutup secara resmi oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng Wahid Arbani. Kegiatan telah dilaksanakan selama 3 hari di Tambi Tea Resort Wonosobo, yakni pada 13-15 November 2024.
Wahid sampaikan beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh lembaga pendidikan. Dirinya mengutip apa yang disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid yang mengungkapkan bahwa sekitar 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun mengakses perjudian online (judol). Paparan ini terjadi melalui permainan yang mereka temui saat mengakses ponsel pintar (smartphone).
“Ini tentu menjadi keprihatinan dan tantangan kita sebagai tokoh-tokoh yang bergerak dibidang pendidikan. Mohon betul untuk dicermati anak didik kita yang ada ditempat tugas masing-masing, supaya hal-hal yang demikian tidak terjadi di lembaga pendidikan kita,” tegas Wahid.
Problem yang selanjutnya ialah munculnya distorsi, ketika kemudahan-kemudahan dalam kehidupan itu disuguhkan pada anak-anak didik kita di era sekarang. Dampak negatifnya ialah mereka menjadi pribadi yang kurang kuat dan kurang mandiri.
“Maka kita harus memastikan anak-anak di madrasah menjadi pribadi yang kuat dan mandiri, bukan menjadi generasi strawberry. Memiliki growth mindset yang siap menghadapi perubahan yang mungkin dan pasti terjadi,” pungkas Wahid.
Dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan yang baik sehingga keberhasilan dan kemampuan anak-anak didik kita dapat berkembang melalui waktu, usaha, dan ketekunan. Bersama kita bangun lembaga pendidikan kita menjadi lembaga yang ramah, sehat, aman dan nyaman bagi peserta didik. (PS/BEL)