Hilal Tertutup Awan di Menara Al-Husna MAJT

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Penentuan awal bulan Ramadhan menjadi sesuatu yang sangat penting khususnya bagi seluruh umat Islam, pasalnya dengan penetapan awal bulan Ramadhan praktis umat Islam berkewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa. Menanggapi akan pentingnya makna penetuan awal bulan Ramadhan tersebut, Kementerian Agama sebagai wakil pemerintah yang membidangi urusan agama merasa perlu sekali untuk memfasilitasi dan memberikan pelayanan akan kebutuhan masyarakat.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya Kementerian Agama melalui Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah menyelenggarakan Rukyatul Hilal yang bertempat di Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah Semarang (MAJT), Minggu (05/06). Selain di Menara Al-Husna MAJT juga dilakukan peneropongan hilal di 12 titik lokasi di Jawa Tengah. Dengan menggandeng Tim Hisab Rukyat Daerah (THRD) Jawa Tengah, kegiatan ini juga dihadiri oleh Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengan, Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi Agama, Komisi Fatwa MUI, IAIN Walisongo, dan perwakilan dari organisasi kemasyarakatan.

“Pelaksanaan Rukyatul Hilal ini sangat penting dan strategis, karena seperti kita ketahui bahwa Pengurus Pusat Muhammadiyah melalui metode Hisab sudah menetukan awal Ramadhan jatuh pada hari Senin, (06/06), sehingga dengan Rukyatul Hilal yang kita lakukan akan menunjukkan hasil yang sama sehingga pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1437H ini dapat dilaksanakan serempak oleh mayoritas umat Islam di Indonesia,” tutur Saifulloh saat mengawali pelaksanaan Rukyatul Hilal.

Sementara itu Ketua Tim Hisab Rukyat Provinsi Jawa Tengah Slamet Hambali menjelaskan bahwa pada hari Minggu tanggal 5 Juni 2016 matahari terbenam pukul 17:30 WIB dan tinggi hakiki bulan +04 13’ 25,67”, sedangkan tinggi mar’i bulan +03 41’ 50,68” (tinggi sebenarnya dari mata kita) serta umur bulan sudah 7 jam 28 menit 29 detik, adapun posisi bulan akan tampak pada -03 52’ 45,1”. Menilik data tersebut idealnya hilal akan tampak dan bisa dilihat, namun karena dari titik pantau Menara Al-Husna MAJT posisi bulan tertutup oleh awan maka dari seluruh peserta yang hadir tidak ada yang mengaku melihat wujud hilal tersebut.

“Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Tim Hisab Rukyat Daerah, prediksi hilal tampak sangat mungkin dan menurut kriteria yang diterima oleh Mahkamah Agung dalam penentuan rukyat yaitu minimal tinggi bulan +2 derajat, elongasi bulan +3 derajat dengan umur bulan minimal 8 jam, namun karena posisi bulan terhalang oleh awan sehingga kita tidak dapat melihat wujud hilal tersebut.

Terlepas tampak atau tidak tampaknya hilal, hasil pemantauan ini akan dikirimkan ke Kementerian Agama RI sebagai bahan rekomendasikan kepada Tim Hisab Rukyat Pusat dan menjadi acuan dalam Sidang Istbat yang akan dilaksanakan seusai shalat maghrib petang ini. (gt/gt)