Semarang (Humas) – Moderasi beragama merupakan cara pandang dalam beragama yang moderat yaitu memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Penguatan Moderasi Beragama (PMB) penting untuk dilakukan. Selain menjadi bagian program prioritas Kemenag, moderasi beragama sebagai salah satu modal yang perlu dimiliki individu dalam menjalankan peran sosial di tengah masyarakat yang multikultural.
Kakanwil Kemenag Prov. Jateng menekankan bahwa tugas penyuluh agama yang tidak boleh diabaikan adalah memberikan pemahaman tentang pengamalan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama. Moderasi beragama hal yang sangat penting, karena kita hidup di sebuah alam yang transnasional dan bergerak sedemikian rupa serta diharapkan memiliki pondasi yang kuat,” ujarnya.
Kakanwil mengingat peran Penyuluh Agama Islam sebagai ujung tombak dalam penyebaran informasi kepada masyarakat, harus ada bekal dan metode penyampaian informasi secara bijak.
“Peran penyuluh itu sangat strategis, karena penyuluh sebagai perantara dari pemerintah yang diberikan wewenang untuk melaksanakan bimbingan dan tugas kepenyuluhan lainnya. Sebagai seorang penyuluh juga dituntut untuk menjadi tokoh panutan dan menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat,” tegasnya.
Musta’in juga menambahkan, masyarakat di Jawa Tengah memiliki kreativitas dan nilai budaya yang sangat tinggi. Oleh karena itu tidak hanya masyarakat, namun aparat pemerintahan juga harus bersama-sama menentukan langkah-langkah yang tepat untuk memberikan respons positif terhadap pengembangan di masing-masing wilayah, terutama dalam beragama.
“Ada tujuh program prioritas yang saat ini telah diagendakan oleh menteri agama, dan salah satu program tersebut yakni penguatan untuk moderasi beragama. Mewujudkan masyarakat yang Fiddunnya Hasanah. Tanpa saling menikam berperang, tentunya ada kesepakatan bersama untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera,” imbuhnya.
Toleransi diibaratkan sebagai pelangi yang indah dilihat dan dirasakan karena terusun atas berbagai macam warna namun dapat dipersatukan dengan begitu rapih. Mari tanamkan dan jaga toleransi yang ada mulai dari lingkungan rumah hingga ke seluruh masyarakat yang ada di dunia. (d/rf)