Istitaah Kesehatan, Efektif Jamin Keselamatan Jemaah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Koordinator Poliklinik Embarkasi SOC, dr. Purwaningsih

Boyolali (Humas) — Pelaksanaan ibadah haji tahun ini telah usai dengan berbagai pencapaian dan tantangan yang dihadapi. Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah efektivitas penerapan istitaah kesehatan, yang merupakan bagian integral dalam persiapan dan pelaksanaan ibadah haji. Kementerian Agama bersama Kementerian Kesehatan telah bekerja sama untuk memastikan bahwa seluruh jemaah haji memenuhi syarat kesehatan yang ditetapkan sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Koordinator Poliklinik Embarkasi SOC sebagai Tim Pemeriksa Kesehatan Haji (TPKH), dr. Purwaningsih, menyampaikan bahwa jemaah memang diharapkan istitaah untuk melaksanakan ibadah haji dengan baik dan sempurna. “Kondisi fisik yang istitaah akan memperlancar kegiatan haji di sana, karena kegiatan haji tidak hanya menyangkut kegiatan ibadah namun juga kegiatan fisik. Untuk penerapan tahun ini, di mana jemaah harus istitaah sebelum pelunasan, itu juga bagus. Namun, harus diterapkan pemeriksaan untuk memastikan jemaah mendapatkan status istitaah,” ujar dr. Purwaningsih.

Ia menambahkan, “Ketika pemeriksaan kesehatan di daerah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan regulasinya, jemaah yang datang ke embarkasi benar-benar istitaah. Ini sangat membantu dalam proses keberangkatan jemaah menuju Tanah Suci. Di Embarkasi PPIH diberikan kewenangan untuk menyatakan status jemaah itu laik atau tidak laik terbang, siap untuk beribadah haji.” ungkapnya.

TKHI SOC 10, dr. Sausan Zahra

Senada dengan dr. Purwaningsih, TKHI SOC 10 asal Kebumen yang tiba di Embarkasi Solo pada Selasa (25/6), dr. Sausan Zahra, menyatakan bahwa seleksi kesehatan jemaah haji yang melalui tahap istitaah terlebih dahulu sebelum pelunasan terbukti sangat efektif. “Alhamdulillah, untuk tahun ini seleksi kesehatan jemaah haji sudah melalui tahap istitaah terlebih dahulu baru pelunasan. Dan itu memang terbukti sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian, terutama saat beribadah haji di Tanah Suci,” ungkap dr. Sausan.

Sausan juga menambahkan, “Kita tahu ibadah haji adalah ibadah fisik yang benar-benar memerlukan fisik sehat. Bahkan yang sudah istitaah saja masih rentan terkena penyakit seperti ISPA dan batuk. Saya tidak bisa membayangkan jika yang tidak istitaah tetap berangkat dengan aktivitas fisik yang seberat itu. Di sana pasti akan memberatkan kesehatannya dan menjadi beban pikiran teman satu regu, satu rombongan, dan satu kloternya.” Imbuh Sausan.

Menurutnya, Alhamdulillah dengan istitaah tahun ini, seleksi awal bahwa jemaah haji yang berangkat memang sudah memiliki basis aktivitas fisik sehat yang benar-benar siap menjalankan ibadah fisik di sana yang sangat berat. “Meskipun pada kenyataannya di sana beberapa jemaah yang istitaah dengan pendamping sempat ngedrop di tengah-tengah ibadah, tetapi itu masih mending daripada jika tidak istitaah sama sekali. Jadi Alhamdulillah dengan istitaah di awal, jemaah haji bisa meminimalisir angka kesakitan dan angka kematian. Alhamdulillah kloter SOC 10 berangkat utuh dan pulang juga utuh, tidak ada yang meninggal dan tidak ada yang tanazul. Alhamdulillah,” lanjutnya.

Jemaah haji kloter SOC 10, Hari Budi Santoso bersama istrinya Retno Handarwati.

Sementara itu, jemaah yang tergabung dalam kloter 10, Hari Budi Santoso (54) didampingi istrinya Retno Handarwati (56), menyampaikan bahwa istitaah sangat diperlukan karena kegiatan di Makkah, Madinah, dan khususnya di Armuzna sangat membutuhkan fisik yang prima. “Jadi ketika istitaah lolos berarti insya Allah kondisi jemaah sehat, dan itu sangat berpengaruh di sana. Mungkin ke depannya, istitaah tetap dapat dilanjutkan. Alhamdulillah, saya bersyukur bisa berangkat tahun ini bersama istri, berangkat sehat pulang sehat,” ungkap Hari.

Hari juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama yang sudah memperhatikan mereka baik di tanah air maupun di Tanah Suci, sehingga mereka dapat menjalani ibadah haji dan terlayani dengan baik.

Dengan berbagai upaya dan kerja sama yang telah dilakukan, pelaksanaan haji tahun ini membuktikan bahwa istitaah kesehatan adalah langkah yang efektif untuk memastikan kesehatan dan keselamatan jemaah selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. — at