Semarang – Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan menempatkan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) sebagai sub sistem pendidikan nasional non formal yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami dan mengamalkan kandungan Al Qur’an.
Perkembangan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) di Jawa Tengah semakin menjamur bak jamur di musim penghujan bahkan sudah mencapai kurang lebih 32.000 lembaga, ini menjadi potensi, peluang dan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat, walaupun bersifat non formal eksistensi TPQ tidak bisa di lihat sebelah mata dalam rangka mencerdaskan dan membekali budi pekerti/aklaq mulia bagi anak-anak.
Walaupun eksistensi TPQ secara nyata telah menjadi wadah pengajaran Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat, khususnya untuk kalangan anak-anak. Sebagai wadah pengajaran Al-Qur’an dan memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan moral yang baik dan Islami, namun perlu pemerintah maupun masyarakat masih melihat TPQ sebagai lembaga yang kurang menarik dan tidak layak jual.
Hal tersebut di tegaskan Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Sholihin dalam acara peningkatan penguatan menejemen pengelolaan pendidikan keagamaan pada pendidikan Al Qur’an, Rabu-Jum’at (24-26/08) di Ruang Hotel Siliwangi Semarang yang di ikuti Ketua Badko TPQ Kabupaten/Kota se-Provinsi Jateng.
Kabid Pontren mengharapkan agar buat TPQ menjadi lembaga yang kredible dan menarik dengan cara pengelolaan TPQ harus di kelola dengan sepenuhnya jangan Cuma sampingan, TPQ harus mulai bangkit jangan cuma meningkat dari sisi kuantitas tetapi harus meningkat secara kualitas.
“Jadikan Pemerintah Daerah dan Kemenag sebagai patner dan mitra dalam pembinaan kualitas TPQ di daerah mengingat tantangan kedepan semakin berat,” imbuhnya
Untuk itu Badko TPQ Kabupaten/Kota harus memacu lembaga TPQ untuk meningkatkan pengembangan kurikulum, mewujudkan mutu pembelajaran dan mampu meningkatkan Manajemen lembaga.
Menginggung pelaksanaan Festival Anak sholeh Indonesia (FASI) Jawa Tengah bulan Nopember mendatang di Asrama haji Donohudan, beliau berpesan usahan Gubernur bisa membuka acara tersebut supaya Pemprov memperhatikan TPQ. Dan jadikan FASI sebagai event evaluasi santri di Jawa Tengah selanjutnya akan menjadi umpan balik perbaikan kurikulum pembelajaran, selain itu juga merupakan salah satu upaya meningkatkan fungsi dan peran TPQ. (Mursyid/gt)