081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Jika Engkau Tidak Malu, Berbuatlah Sekehendakmu

Slawi – MTs Negeri Slawi rutin melaksanakan kajian kitab Arbain Nawawi setiap pekan kepada para peserta didik. Kajian tersebut digelar tiap hari Jumat dan dipimpin oleh salah satu guru melalui sumber suara.

Seperti yang terlihat pada Jumat pekan ini (03/11), Nurfadilah selaku pengisi suara kajian, memulai tepat pukul 06.45 (sebelum bel pelajaran pertama-red) dan diawali dengan doa awal pelajaran yang diikuti oleh seluruh peserta didik di kelasnya masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kitab beserta penjelasannya.

Pekan ini dibacakan empat hadits. Salah satu hadits yang dijelaskan adalah tentang anjuran memiliki rasa malu yang merupakan tema hadits ke 20.

“Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu anhu, ia berkata , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda  “Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah ” Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu,” ucap Nurfadilah merujuk pada kitab hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dijelaskan bahwa malu disini adalah malu yang dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan keji dan mendorongnya berbuat kebajikan.

“Demikian juga bila malu dapat mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan tidak terpuji kemudian melakukan perbuatan-perbuatan baik, malu tersebut sederajat dengan iman karena kesamaan pengaruhnya pada seseorang,” Jelas Nurfadilah.

Sementara itu, ketika dihubungi melalui pesan singkat, Much. Kamdi Ikhsan yang juga menjadi salah satu pengisi materi kajian kitab Arbain Nawawi, menguatkan penjelasan hadits tersebut.

“Bahwa malu itu ada dalam semua syariat dari para nabi awal dulu dan malu adalah sifat yg terpuji, sifat yg diperintah dan tdk pernah dihapus hukumnya dalam syariat. Apabila kamu tdk malu, maka lakukan apa yang kamu mau,” jelas Kamdi.

Melalui hikmah hadist tersebut, Ia menitipkan pesan kepada seluruh peserta didik agar selalu memiliki budaya malu, menghilangkan budaya perbuatan tidak terpuji, juga menyemangati peserta didik untuk terus menuntut ilmu dan selalu berbuat kebajikan.

“Budayakan malu, karena malu itu baik semuanya, malu tidak datang kecuali membawa kebaikan dan malu adalah sebagian dari iman. Namun sekali lagi, jangan sampai sifat malu menghalangi seseorang untuk menuntut ilmu dan berbuat dalam semua kebajikan,” pungkas Kamdi. (akb/za/rf)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content