Purwokerto : “ Menteri agama menaruh perhatian yang besar terhadap kerukunan di Indonesia yang sudah dirintis sejak jaman menteri agama Alamsyah , yang dulu dikenal dengan Tri Kerukunan umat beragama .” Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Aziz muslim , dalam sambutannya dihadapan 30 guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) saat membuka kegiatan Pelatihan Kreativitas Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Era Milenial Dalam Meningkatkan Moderasi Beragama, bertempat di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Diakonos Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor. Selasa (26/04)
Hadir dalam pembukaan tersebut Rektor STT Diakonos Kalibagor DR. FX Jefri Harimurti ,, Penyelenggara Kristen Wahyu Ibnugroho, Ketua KKG PAK Kabupaten Banyumas Ristiwa Marbun .
Pelatihan Kreativitas Gutu PAK ini diselenggarakan oleh KKG PAK Kabupaten Banyumas selama satu hari , dimana kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh KKG PAK setiap bulannya.
” Tujuan kegiatan ini diadakan adalah untuk menjadikan guru PAK yang kreatif dan moderat di era milenial , meningkatkan mutu kualitas guru PAK menghadapai generasi milenial di era 4.0, serta merukunkan kebersamaan antara guru PAK di Kanbupaten Banyumas ,” tutur Ristiwa Marbun Ketua KKG yang juga guru PAK di SD Kristen 1 Purwokerto ini.
” Kami mengucapkan terimakasih kepada pak Wahyu selaku penyelenggara Kristen di kantor Kemenag Banyumas dan bu Ristiwa Marbun selaku ketua KKG PAK kabupaten Banyumas yang telah menunjuk STT Diakonos sebagai tempat pelatihan. Ini yang pertama kali diadakan disini dan kami berharap kegiatan lainnya bisa juga dilakukan disini,” terang Jefri dalam sambutannya.
Dalam sambutannya Kakan Kemenag menyampaikan bahwa Tri Kerukunan umat beragama saat ini dikenal dengan moderasi beragama , embrionya sama yakni bagaimana kita merawat Kebhinekaan negara kita yang merupakan aset yang tak tenilai harganya. Gus Menteri mencanangkan tujuh program prioritas agama salah satunya adalah penguatan moderasi beragama
“. Bapak dan Ibu guru mempunyai dua misi penting , yang pertama bagaimana menanamkan keyakinan kepada anak didiknya . Yang kedua bagaimana menanamkan pemahaman kepada anak anak bergama secara moderat. Ini misi penting karena moderasi beragama menyasar semua agama yang ada di Indonesia. “ terangnya.
“ Harapannya adalah bahwa kita , cara pandang kita dalam beragama secara moderat tidak terlalu ekstrim kanan ataupun ekstrim kiri . Ekstrim kanan adalah memandang bahwa pendapatnya yang paling benar , agamanya yang paling benar dan menjust orang lain , kemudian ekstrim kiri memandang bahwa yang berbeda , tidak kompatible dan tidak tidak selaras.”
“. Maka momentum kegiatan pada hari ini yaitu meningkatkan kreatifitas guru menjadi sebuah kebutuhan bagi kita , terutama bagi bapak dan ibu guru . Apalagi bapak dan ibu guru adalah pendidik untuk menyiapkan anak – anak pada jaman yang akan datang yang berbeda dengan sekarang , era milenial yang barang tentu tantangannya semakin banyak dan semakin komplek.”
“ Termasuk tantangan – tantangan sekarang bagaimana tenaga – tenaga manusia sudah digantikan oleh mesin , oleh robot. Pendidikan sekarang sudah mulai serba digital , serba ellektronik , maka dibutuhkan kreatifitas – kreatifitas dan inovasi ,” pungkasnya .(yud/rf)