Kakanwil Kemenag Jateng Resmikan Gedung Asrama Santri Pondok Pesantren MTA Mojogedang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad hari ini hadir di Kabupaten Karanganyar bersama dengan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, Pimpinan MTA Pusat, Nur Kholid Syaifullah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Karanganyar, Wiharso, Kabid Pontren Kanwil Kemenag Jateng, Nur Abadi, Forkopimda Kab. Karanganyar, Forkopimcam Mojogedang, Forum silaturahmi ulama se Solo Raya, Forum komunikasi pondok pesantren Karanganyar, Pimpinan pusat dan daerah Yayasan MTA dan para alim ulama setempat serta tokoh masyarakat, Sabtu, 17/9.

Kehadiran Kakanwil Kemenag Jawa Tengah di Kabupaten Karanganyar adalah dalam rangka menandatangani prasasti peresmian Gedung Asrama santri Pondok Pesantren MTA Mojogedang. Bersamaan dengan itu, Bupati Karangayar yang juga menandatangani prasasti peresmian Gedung MTA Perwakilan Karanganyar.

Terletak di area Pondok Pesantren MTA Pojok, Mojogedang, Karanganyar. Ponpes yang berdiri diatas lahan seluas 2000 meter persegi sedangkan bangunannya seluas 2600 meter persegi ini terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi santri dengan fasilitas yang terbaik. Gedung Utsman Bin Affan adalah Asrama baru bagi santri Pondok Pesantren MTA Mojogedang yang baru saja diresmikan.

Dalam paparannya, Kakanwil Kemenag Jateng menyampaikan bagaiaman pondasi pendidikan ini menjadi warisan para pendahulu dengan agama dan kebangsaan.

“Watak dasar khas pendidikan keagamaan di Indonesia, yakni madrasah dan pondok pesantren, adalah yang pertama keIndonesiaan dan keIslaman dalam satu tarikan nafas. Itulah yang diwariskan para pendahulu sampai saat ini, baik di pondok dan madrasah sehingga berkembang baik. Watak kedua adalah keilmuan dan kemodernan. Semua ilmu terus kita kaji sambil terus kita respon sesuai kemajuan jaman. Apakah kemodernan sekarang ini adalah kecepatan dan kemajuan?. Untuk menjawab kemajuan adalah dengan keilmuan. Dan watak yang ketiga adalah kemandirian dan keumatan,” jelas Musta’in Ahmad.(Sua/Rf)