Kakanwil : Madrasah Garda Terdepan Membentuk Karakter Bangsa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jepara –  Rapat Koordinator Kepala Madrasah Aliyah (KKMA) se-Jawa Tengah merupakan agenda rutin setiap akhir tahun seusai pelaksanaan Ujian Nasional (UN). KKMA diharapkan bisa dilestarikan sebagai upaya mempererat tali silaturrahim antar kepala MAN se-Jawa Tengah, sharing informasi dan inspirasi untuk memajukan pendidikan madrasah, menambah wawasan terkait dengan leadership. Hadir dalam kegiatan tersebutKepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahmadi, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, Jamun dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Jepara, Muhdi.

Pada kesempatan KKMA kali ini, sekaligus sebagai acara perpisahan 5 kepala madrasah yang akan memasuki masa pensiun. Menurutnya, dalam kesempatan tersebut juga akan dilakukan reorganisasi kepengurusan KKMA Jawa Tengah.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahmadi menyampaikan selamat kepada 5 kepala MAN yang akan memasuki masa pensiun. Kelima kepala tersebut adalah Muhammad Sholeh (MAN Demak), Abdul Azis Fahrudin (MAN Sukoharjo), Anang Ghufron (MAN Kutowinangun), Abdul Haq (MAN Wonosobo), dan Sudar (MAN Salatiga) “Terima kasih dan selamat karena telah membawa madrasah menjadi lebih baik,” demikian disampaikan Ahmadi kepada Para Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Jawa Tengah yang hadir di hadir di d’Season Premiere Hotel Pantai Bandengan Kab. Jepara  guna melaksanakan Rapat Koordinator Kepala MAN dengan tema “Madrasah Garda Terdepan Membentuk Karakter Bangsa”, Jumat malam (22/04).

Begitu besarnya tugas di lembaga pendidikan karena keberhasilan pendidikan sangat menentukan nasib masa depan sebuah bangsa. Untuk itu kualitas pendidikan yang baik menjadi sebuah keniscayaan yang harus diwujudkan dimulai dari pemberdayaan perorangan maupun pemberdayaan organisasi. “Pemberdayaan ini sangat penting untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang baik. Inti kompetensi pada dasarnya adalah kemampuan dan pemberdayaan,” jelasnya.

Pembinaan internal yang dilakukan secara mandiri oleh madrasah, Ahmadi meyakini akan diperoleh percepatan prestasi madrasah yang bersangkutan.

Terkait dengan kinerja, Kakanwil mengharapkan agar kegiatan-kegiatan yang dituangkan dalam laporan harian bisa mencerminkan output nya, bukan sekedar laporan kegiatan rutin belaka. Dengan demikian bisa terukur kinerja pada tiap hari, tiap minggu, bulan, dan tahunan.

Orientasi pelaksanaan tugas pada dasarnya terbagi atas dua hal: pertama melaksanakan tugas saja, kedua memelihara hubungan. “Yang terbaik adalah berusaha melaksanakan tugas dengan baik dan tetap memelihara hubungan/komunikasi,” kata Ahmadi.

Berbicara tentang karakter, Ahmadi menjelaskan bahwa karakter kebangsaan erat kaitannya dengan revolusi mental yang telah didahului dengan 5 nilai budaya kerja Kementerian Agama (integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan) yang telah dicanangkan oleh Menteri Agama pada HAB Kemenag Ke 70. Sedangkan karakter terkait dengan pendidikan tidak terlepas dari nilai-nilai akhlakul karimah yang menjadi jargon madrasah. (fat/gt)