Kakanwil : Masjid Laboratorium Rohani bagi Murid

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Khaeruddin mengungkapkan pentingnya masjid dalam lembaga pendidikan madrasah. “Selain sebagai tempat ibadah, bagi murid madrasah, juga sebagai laboratorium rohani untuk mengasah dan menguatkan pengetahuan agamanya secara empiris, bukan sebatas teori”. Hal itu disampaikan dalam sambutan peresmian masjid Nurul ‘Ilmi MTsN Jatinom Kabupaten Klaten. Selain Kakanwil, hadir pula Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Klaten, Camat Jatinom beserta Muspika, serta para kepala madrasah/sekolah dan tokoh agama dan masyarakat sekitar.

Khaeruddin, berharap dengan diresmikannya masjid ini bisa lebih mengakrabkan hubungan dengan masyarakat sekitar sehingga mereka juga merasa memiliki. Dengan adanya hubungan yang baik dengan masyarakat maka masjid bisa terjaga kemakmurannya dengan ditegakkannya shalat berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kebersihan dan kesucian masjid.

Menanggapi adanya dikotomi antara madrasah dan sekolah, Kakanwil menyampaikan saat ini madrasah bukan lagi menjadi lembaga pendidikan kelas dua. “Tengok saja hasil ujian nasional beberapa waktu yang lalu. Dengan POS yang sama, dengan pengawasan silang pula, tidak sedikit murid madrasah yang memperoleh hasil yang sama memuaskan”, tandasnya. Prestasi madrasah sebenarnya sangat banyak, tetapi perlu diekspose sehingga informasi kemajuan madrasah bisa diketahui oleh masyarakat luas.

Dalam hal pengawasan pergaulan anak, Kakanwil menekankan pentingnya pendidikan agama bagi anak, sekaligus membatasi pergaulan anak sehingga terarah pada pergaulan dan kegiatan yang positif, termasuk dengan mengontrol penggunaan alat komunikasi seluler yang saat ini seolah tidak bisa terlepas dari kehidupan terkini. Khaeruddin menyitir hadis Nabi, “Didiklah anakmu dengan renang, memanah dan berkuda”. Artinya selain pendidikan agama, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dibutuhkan keterampilan dan badan yang sehat sehingga anak akan siap menghadapi tantangan masa depan.

Menyikapi perbedaan penetapan tanggal 1 Dzulhijjah yang berakibat terjadi perbedaan waktu pelaksanaan Shalat Idul Adha, Kakanwil meminta masyarakat untuk bersikap dewasa dengan saling menghormati. “Jaga kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama meskipun ada perbedaan pendapat, ambil manfaatnya saja jangan diperbesar perbedaan yang ada”, tandasnya.

Masjid yang diresmikan tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Mustari, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Klaten, dibangun dengan aggaran sekitar 1 milyar bersumber dari infak para guru, wali murid, dan murid MTsN Jatinom. Juga berasal dari bantuan masyarakat sekitar. Masjid dibangun dalam tentang waktu 2 tahun, tetapi tantangan yang lebih berat adalah usaha memakmurkan masjid sebagai laboratorium rohani bagi para siswa dan tempat ibadah bagi umat muslim secara umum.

Peresmian dilakukan oleh Kakanwil dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita. Acara selesai ditutup dengan Shalat Dhuhur berjamaah. (fat)