Wonosobo – Era digital melahirkan generasi digital native. Generasi digital native adalah mereka yang lahir pada jaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini. Dalam era ini, istilah yang menjadi stereotip adalah Kids Jaman Now, yang lahir pada tahun 2000-an. (20/2)
.
Hal itu membawa dampak signifikan disegala sektor, tidak terkecuali kancah pendidikan. Pasalnya, dengan kemudahan akses informasi di era digital tergolong sangat bebas, semua bisa diakses dengan cepat, budaya baru juga mudah merasuki dan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya degradasi moral.
.
Dari fenomena fersebut, tak heran banyak yang merasa resah. Keresahan yang sama juga di rasakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo. Dalam kesempatan saat menjadi pembina apel pembukaan HUT MAN 1 Wonosobo, M. Thobiq mengajak keluarga besar MAN 1 Wonosobo bisa menyikapi keresahan tersebut sebagai peluang untuk mengendarai perkembangan informasi sebagai pengembangan diri, terutama bagi siswa-siswi MAN 1 yang notabennya termasuk Kids Jaman Now.
.
“Di era ini, kedudukan kita sama dengan siswa Internasional, PR besar kita adalah bagaimana kita bisa menciptakan peluang di era digital ini, jangan mau tergerus arus digital, jadilah creator, mencari, bukan menunggu Instruksi, Unggah Konten Yang Mendidik, bukan hanya mengunduh. Manfaatkanlah peluang ini untuk lebih ekspresif jangan reseptif. Tapi jangan nodai rumahmu. Tetap junjung tinggi nama madrasah dalam berinovasi dan berkreasi,” ungkap M. Thobiq.
.
Pihaknya juga menghimbau kepada pendidik untuk bisa berkolaborasi dengan siswa dalam memanfaatkan situasi untuk mengangkat nama madrasah. Menurutnya, pendidik dirasa perlu menyesuaikan tuntutan dunia ketiga.
.
“Saat ini, siswa kita memiliki peluang yang sama seperti siswa international dengan gadget yang di miliki mereka, jika mereka menjadi menerasi jaman now, kita harus menjadi generasi digital immigrant (menjadi teacher jaman now), mari manfaatkan peluang ini untuk kemajuan bersama, kita sudah memiliki nilai unggul, selain dibekali kecerdasan sains, tapi dibekali kecerdasan spiritual dan emosional, hal itulah yang akan menjadi tameng siswa dari budaya asing yang kian bebas,” tambahnya.
Mengakhiri sambutannya, beliau menutup dengan yel-yel lebih baik Madrasah, Madrasah lebih baik, yang diikuti oleh seluruh peserta Apel.(PS-WS/rf)