Kankemenag gandeng Radio FM sebagai sarana dialog keagamaan dengan masyarakat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pekalongan – Bulan Ramadhan datang, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengisi bulan suci bagi umat islam ini dengan kegiatan yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas keagamaan pegawai kantornya. Hari demi hari di Ramadhan tahun ini dilalui banyak aktifitas bermanfaat oleh pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan.

Kankemenag Kabupaten Pekalongan menjalin kemitraan dengan media siar seperti radio KFM, RKS Rasika FM, untuk membuat acara siaran tausyiah dialog agama 3 kali dalam satu minggu, dengan melibatkan para penyuluh agama islam, nara sumber terdiri dari para Pejabat Kankemenag Kab. Pekalongan, dengan Seksi Bimas Islam sebagai kordinator. Adapun kegiatan rutin lainnya setiap senin sampai kamis diselenggarakan kajian tafsir terjemah Kitab Kuning bidang fiqih Islam oleh Seksi Bimas Islam yang digelar di musholla “Al Ikhlas” Kankemenag Kab. Pekalongan setelah kegiatan jamaah sholat dhuhur.

Waktu istirahat pada awal bulan ramadhan adalah merupakan jadwal pertama dimulainya pelaksanaan diskusi yang mengkaji Kitab Kuning dengan narasumber dari para pegawai Kankemenag yang mumpuni di bidang Kitab Kuning. Pelaksanaan Diskusi ini dilaksananakan pada jam istirahat yakni ba’da Dzuhur.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan mengungkapkan tujuan pelasakanaan kegiatan ini untuk mengisi kegiatan yang bernilai ibadah, selain itu juga untuk mendapatkan ilmu dan menerima informasi permasalahan yang ada ditengah-tengah umat, ungkapnya. “Kita berharap dengan adanya Kegiatan siaran radio dialog interaktif dengan masyarakat dan kajian Kitab Kuning ini, maka transformasi ilmu pengetahuan agama bisa berjalan dengan baik. Karena, di dalam kitab-kitab klasik itu memuat khazanah Islam yang tak ternilai. Makanya perlu untuk kita gali terus, dan diharapkan kegiatan ini bisa berlanjut terus.”

Tampak para pegawai antusias mengikuti diskusi ini dengan dibuktikan banyaknya pegawai yang melakukan tanya jawab, sehingga waktu yang ada tidak cukup untuk membahas permasalahan yang timbul. Diskusi dilanjutkan pada hari berikutnya dengan narasumber yang berbeda agar semakin banyak rujukan dan solusi. (hufron)